Bangkitlah Pemuda Untuk Indonesia Jaya

Baca Juga

Meskipun tak ada lagi penjajah fisik yang dilakukan oleh penjajah asing,negeri kita ini sebenarnya masih tetap dijajah oleh asing. Walaupun bukan penjajahan fisik seperti zaman pra kemerdekaan. Sekarang, penjajahan yang dilakukan oleh negara-negara asing di negeri ini berupa penjajahan sumber daya alam. Tidak hanya itu, kita juga seperti dijajah oleh bangsa sendiri. Oleh karena itu, mestinya kita sadar akan hal itu. Mereka yang seolah-olah mengaku memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, tidak dapat berbuat apa-apa ketika kekayaan alam negeri ini habis sudah dikeruk oleh asing. Namun melihat kibaran bendera Indonesia yang

berkibar di sepanjang halaman rumah membuatku kembali berfikir. Bangkit dan berdiri, menengok kembali cerita dan refleksi perjuangan diri ayahku yang akhirnya membakar semangat di dalam diri. Kegagalanku di tahun sebelumnya memang tak bisa dihindari, banyak faktor yang bisa terjadi namun kepercayaan akan Indonesia yang sudah lebih baik membuat diri semakin termotivasi.

Mungkin karena mimpi, rakyat Indonesia tetap berjuang tanpa henti. Memiliki sesuatu yang ingin diraih, mewujudkan ambisi dengan gigih. Ambisi yang amat sangat kuat itulah yang disebut mimpi. Walau kita tahu bermimpi itu tak mengeluarkan uang, namun tak sedikit orang hanya untuk sekedar bermimpi pun masih takut. Bermimpilah sebelum mewujudkan mimpi itu. Sesungguhnya bermimpi akan membuat seseorang memiliki gairah hidup.

Sebuah mimpi akan menjadi motivasi bagi seseorang dalam melakukan sebuah pekerjaan. Mimpi, setiap orang pernah bermimpi. Dan setiap orang memiliki mimpi-mimpi indah tentang hidup. Yang berbeda dari mimpi-mimpi itu seberapa berani setiap orang bermimpi besar. Mimpi membangun peradapan gemilang dimasa depan. Menjadi orang besar dan orang sukses, dimulai dari sebuah mimpi. Mimpi besar pada awalnya hanya menjadi bahan tertawaan dan cemohoan. Akibatnya hanya sekedar bermimpi saja orang takut.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi mengapa orang menjadi takut bermimpi besar. Takut yang dimimpi-mimpikan tidak bisa diwujudkan. Padahal dalam realita, sesungguhnya kesuksesan besar justru dimulai dengan bermimpi yang terwujud tak terduga. Kesuksesan hidup dimulai dari mimpi besar yang kemudian terkabulnya semua harapan. Inilah yang disebut peristiwa luar biasa dari sugesti sebuah mimpi.

Namun apa arti sebuah mimpi tanpa suatu aksi ? Mimpi tersebut hanya berupa diksi yang terangkai menjadi kalimat fiksi. Sebagai seorang generasi muda sudah tentu kita menjadi pusat tumpuan harapan bangsa. Perjalanan panjang negara hingga saat ini tidak lepas dari warna- warni yang diberikan pemuda yang peduli pada bangsa dan negaranya.

Seperti pidato Ir. Soekarno “Beri aku sepuluh pemuda maka akan ku goncangkan dunia.” menyiratkan pesan yang sangat mendalam bahwa pemuda bisa membuat perubahan. Sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia tidak hanya diam, tetapi juga berperan aktif serta berjuang demi bangsa dan negara.

Perjuangan pemuda telah dimulai sejak pergerakan nasional, ketika mahasiswa lembaga STOVIA mendirikan organisasi “Boedi Oetomo” sebagai wadah perjuangan para pemuda pada 20 Mei 1908 di Jakarta. Perjuangan tersebut diikuti sekelompok mahasiswa Indonesia di Belanda yang membentuk suatu organisasi pemuda bernama Perhimpunan Indonesia. Organisasi inilah yang menginisiasi terselenggaranya Kongres Pemuda pada tahun 1928 yang telah melahirkan Sumpah Pemuda. Peran pemuda Indonesia dilanjutkan melalui usaha memproklamirkan Indonesia merdeka.

Pada saat ada kesempatan dan momen yang tepat, para pemuda mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk membacakan proklamasi kemerdekaan. Setelah merdeka, para pemuda berada di barisan terdepan dalam mempertahankan Republik yang baru merdeka hingga akhirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia benar-benar bebas dan merdeka dari penjajahan. Tidak berhenti sampai disitu, pemuda juga bergerak dalam melawan ketidakadilan yang terjadi di pemerintahan. Mulai dari tuntutan turunnya orde lama dan orde baru hingga kemudian dengan kesatuan aksi mahasiswanya, pemuda menuntut adanya reformasi pada tahun 1998. Melihat fakta tersebut, sudah selayaknya pemuda Indonesia mampu berperan lebih aktif sesuai dengan kualitas yang dimiliki, sehingga peran pemuda sebagai katalisator pembangunan semakin terlihat nyata.

Namun, sangat disayangkan dewasa ini memasuki zaman milenial serba digital, mayoritas generasi muda sudah mulai melupakan berbagai peristiwa besar yang tak sadar digerakan oleh para pemuda.

Kalaupun ada yang masih peduli mungkin hanya sebatas dikalangan pemuda kampus yang notabene memang sudah ada wadahnya tapi hal semacam ini perlu dijaga dan dibudayakan untuk menjaga nilai-nilai sejarah perjuangan kaum muda di masa lalu, perlu disadari sungguh bahwa tantangan kehidupan kebangsaan sekarang ini, memerlukan tampilnya para pemuda yang kuat semangat solidaritasnya, teguh integritasnya, serta professional dalam segala bidang pengabdiannya. Solidaritas pada dasarnya mengandung nilai tiga pilar sosial yakni kemampuan merasakan penderitaan sesama dan kesadaran untuk berbagi rasa dengan orang lain. Integritas selalu ditandai dengan adanya keteguhan akhlak, moralitas, sikap berani dan bertanggungjawab, sedangkan profesionalitas mengandalkan adanya etos kerja, kemampuan inovasi, produktivitas, dan kemampuan berdaya saing.

Ketiga pilar inilah yang perlu dikembangkan secara kontinyu sebagai modal terbesar bagi pemuda dalam mengokohkan nasionalisme dan memperkuat pembentukan karakter bangsa demi menuju masa depan bangsa yang lebih sejahtera dan bermartabat. Dengan melihat kondisi bangsa yang sarat dengan kemajemukkan dan heterogen, maka generasi muda harus mampu mengasah semangat kebangsaannya demi keutuhan Negara kesatuan republik Indonesia (NKRI).

Pendiri bangsa ini pasti sudah punya keyakinan bahwa para pemuda akan mampu mentransfer semangat dari jejak-jejak penting peristiwa-peristiwa besar dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan bangsa dimasa sekarang. Dengan begitu, dalam setiap peringatan tonggak-tonggak penting sejarah yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun terkhusus hari kemerdekaan RI, tetap memiliki relevansi histori dari waktu ke waktu. Pemuda tidak boleh melupakan sejarah, dan jangan sekali-kali meninggalkan sejarah!.

Bung Karno pernah mengatakan bahwa orang yang melupakan sejarah akan menjadi bayi seumur hidup. Oleh karena itu nilai-nilai sejarah dan semangat persatuan dan kesatuan sebagaimana yang terkandung dalam sumpah pemuda sampai berhasil menuju merdeka, kiranya dapat diresapi. Untuk itu, selayaknya para pemuda mulai mengembangkan nasionalisme pada individu mereka masing-masing tanpa harus menunggu petunjuk ataupun instruksi dari siapapun. Indonesia banyak sekali orang cerdas. Tapi mengapa selalu dikatakan tertinggal. Mungkin saja, ilmu hanya ditujukan untuk ilmu jadi kadang paradoks dan tak solutif ketika dibenturkan dengan kondisi kompleks hari ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Survei Warga Jogja Hadapi Pilkada 2024: Politik Uang Banyak Ditolak Lebih Pilih Calon Bermisi Visi Jelas

Mata Indonesia, Yogyakarta - Muda Bicara ID kembali menyelenggarakan survei terkait Pilkada Kota Jogja 2024, kali ini dengan fokus pada politik uang dan faktor-faktor yang memengaruhi pilihan warga dalam memilih wali kota dan wakil wali kota.
- Advertisement -

Baca berita yang ini