Banyak Kepala Daerah Tidak Paham Potensi Daerahnya, Kenapa?

Baca Juga

Mata Indonesia, Jakarta – Sadar potensi memang perkara gampang-gampang susah. Tapi terlambat menyadari potensi, dampaknya bisa bikin susah ke mana-mana, Moch. Fadhillah, 25, Alumni Pasca Sarjana Universitas Nasional Jakarta, mengatakan hal itu ketika mengomentari arahan Presiden  di depan Rakornas Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, 17 Januari 2023 lalu.

Arahan Presiden agar kita sadar potensi, menurut Fadilllah sangat tepat dikemukakan di depan para Kepala Daerah. Terutama, karena menurut Fadhilllah,  hari ini masih banyak Kepala Daerah yang lebih sadar kekuasaan, sadar politik, ketimbang sadar potensi.

Kepala Daerah yang lebih sadar kekuasaan, sadar polirtik, ketimbang sadar potensi. 

Maka, sekali lagi, timpalnya, arahan Presiden Joko Widodo mendorong Pemerintah Daerah untuk mendesain dan membangun tata kota daerahnya dengan baik sesuai dengan potensi yang dimiliki, penting menjadi perhatian. 

Waktu itu,  di hadapan para Kepala Daerah dengan lugas, Presiden meminta agar masing-masing pemerintah daerah menyusun rencana induk (masterplan) penataan kota dan juga penjenamaan yang memiliki visi dan dapat menunjukkan keunggulan dari setiap kabupaten/kota tersebut sebagai sebuah keunikan.

“Buatlah brand kota sesuai dengan potensi dan keunggulan kita masing-masing, bisa misalnya kota pisang, kenapa tidak? Bisa kota ikan, kenapa tidak? Bisa kota musik, kenapa tidak? Bisa kota mebel, kenapa tidak?”

– Presiden Joko Widodo –

Pasti dalam benak generasi tahun 1970 an, masih lekat kenangan tentang apa yang dikemukakan presiden. Sebab di masa itu, banyak sekali nama nama daerah di Indonesia yang lekat dengan nama produk unggulannnya. Sebutlah misalnya ketika orang menyebut nama Garut, wilayah itu tak bisa dipisahkan dari dodol hasil industri rumahannya. Demikian juga dengan nama  jeruk Garut. 

Pun Malang dengan apelnya, Probolinggo dengan mangganya, Palembang dengan duku dan  empek-empeknya. Ada  Nasi padang, teri Medan, Kopi Aceh, sarung samarinda, minyak kayu putih pulau Buru, dan seterusnya dan seterusnya.

Sayangnya, ingatan serupa kian terkikis dari generasi milenial hari ini, ungkap M.Raju, mahasiswa Fakultas ekonomi, Universita Paramadina Jakarta, kepada Minews. Ia ikut menyesali fenomena ini.

Maka Raju merespon, arahan Presiden ketika mengingatkan, tentang  potensi yang dimiliki kota/kabupaten di Indonesia yang bisa disandingkan dengan penjenamaan kota.. Presiden menyebut salah satunya adalah Jepara yang bisa menjadi kota mebel seperti halnya High Point di North Carolina, Amerika Serikat yang terkenal dengan pameran mebel tahunannya.

“Kita memiliki kekuatan ikan, kalau di Jepang ada Tsukiji, fish market yang betul-betul terkenal, seluruh orang tahu, kenapa di Ambon, di Maluku Utara tidak ada yang menyiapkan branding ini? Kita ini memiliki banyak kekhasan serupa, sehingga perlu yang namanya masterplan disiapkan,” lanjut Presiden.

(HGP)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Berhasil Turunkan Transaksi, Strategi Presiden Prabowo Efektif Perangi Judol

Jakarta - Di era pemerintahan Prabowo, upaya pemberantasan judi online (judol) terus digencarkan dengan melibatkan berbagai pihak. Kepala Pusat Pelaporan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini