Sedih, Hotel Bintang 5 Ini Jual Nasi Bungkus di Pinggir Jalan Gegara Sepi Pengunjung

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Masa pandemi Covid-19 berdampak getir bagi semua pihak. Wabah virus corona ini terpaksa menghentikan mobilitas masyarakat, termasuk kegiatan liburan.

Tentu hal tersebut berimbas pada penerbangan dan penginapan. Seperti salah satu hotel di Malaysia ini.

Demi bertahan hidup dan menggaji karyawannya, Hatten Hotel di Melaka, Malaysia, menjual nasi bungkus buatan para chef tersebut. Mirisnya, harga yang dipatok pun murah, hanya 2 ringgit atau sekitar 7000 Rupiah.

Dikutiop dari Bernama, tak ada tamu yang menginap dan restoran pun tutup karena ada Movement Control Order (MCO). Hal ini membuat Kepala koki Hatten Hotel, Badrol Hisham Mohd Ali berinisiatif jualan nasi bungkus di pinggir jalan.

“Selain mendatangkan pendapatan hotel yang terkena pandemi Covid-19, penjualan nasi bajet juga diharapkan dapat memberikan kegembiraan bagi masyarakat yang terkena imbas pendapatan, untuk mendapatkan makanan dengan harga yang lebih murah,” katanya, Sabtu 13 Februari 2021.

Nasi bungkus Hatten Hotel ini menyajikan nasi putih, potongan ayam atau ikan, dan sayur. Menurut kesaksian Badrol, masyarakat pun menyambut dengan baik dan menyukai nasi bungkus ini

Tak hanya itu, meski harganya murah, rasanya pun terbilang nikmat. Pasalnya, nasi bungkus tersebut dibuat oleh para chef andal dari hotel itu.

Hatten Hotel akan menjual nasi bungkus pinggir jalan ini selama sebulan. Warga setempat mengaku senang dengan dibukanya nasi bajet ini, karena bisa mendapatkan makanan enak dengan harga yang terjangkau.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini