MATA INDONESIA, JAKARTA – Aliran informasi di era digitalisasi saat ini masif sehingga sulit membedakan antara informasi hoax dengan fakta. Hal itulah yang cukup mengkhawatirkan karena rentan disalahgunakan oleh kelompok radikal untuk menyebarkan konten hoax.
Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi menegaskan bahwa kelompok radikal menyebarkan hoaks untuk memengaruhi orang lain.
“Radikalisme itu berangkat dari hoaks sehingga orang yang tadinya intoleran bisa teradikalisasi sendiri dengan adanya hoaks,” kata Islah yang pernyataannya diterima Mata Indonesia News, Sabtu 13 Februari 2021.
Ia juga menegaskan bahwa kelompok-kelompok radikal ini sengaja menyebarluaskan informasi hoaks agar tujuannya tercapai. Bahkan targetnya pun bisa menyasar kepada kelompok intelektual.
Mantan Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh Yusny Saby pernah mengemukakan bahwa kelompok radikal sangat pintar memanfaatkan hoaks untuk melakukan provokasi.
“Ini berbahaya karena kelompok radikal ingin memecah belah NKRI, maka kita harus bisa memperkuat diri dengan saling berbagi, saling menyantuni, saling mengajarkan yang baik,” kata Yusny.
Maka ia mengingatkan agar tidak mudah percaya kepada sumber berita yang belum tentu benar supaya keagamaan yang ada di bangsa ini tidak mudah terpecah-belah. Langkah ini dinilai bisa menjadi modal untuk menghilangkan atau meminimalisasi dampak dari informas hoaks.