MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebuah foto yang diduga jenazah anggota Laskar FPI yang tewas ditembak polisi beredar luas di pesan WhatsApp. Jenazah pria dalam foto tersebut tampak tersenyum.
Namun, usut punya usut, pria yang ada di foto tersebut masih hidup. Pria itu bernama Ahmad Mujahid yang berprofesi sebagai marbot masjid di Tenggarong, Kutai Kertanegara (Kuker)
Foto itu juga menjadi viral karena berisikan narasi yang berbunyi, “Apa yang kau lihat saudaraku, sehingga senyummu begitu indah. Jika kau memang bersalah, tidak mungkin wajahmu begitu bahagia. (Kita pasti mati, dan apa yang kita kerjakan akan kita pertanggungjawabkan dihadapan Allah)”.
Selain itu, “Inilah salah satu jenazah para pahlawan pengawal HRS, mujahid FPI yang dibunuh oleh oknum biadap. Kami sangat menantikan saat-saat seperti kalian rasakan. Wajahmu dan senyummu begitu indah sehingga membuat kami harus menanti waktu seperti Allah berikan kepada kalian.”
Kapolres Kukar AKBP Irwan Masulin Ginting mengatakan foto tersebut dikirim ke grup WhatsApp Pecinta dan Pembela Ulama pada 7 Desember 2020. Kemudian pada 8 Desember 2020, foto tersebut viral dengan narasi Jenazah Laskar FPI tersenyum saat meninggal.
“Awal mula foto itu tersebar saat Mujahid saling mengirim pesan WhatsApp kepada rekannya, saat ini Mujahid kita tetapkan sebagai saksi korban,” jelas Kapolres Kukar AKBP Irwan Masulin Ginting, dikutip dari @divisihumaspolri.
Pihaknya terus mendalami kasus tersebut dengan memeriksa sejumlah saksi untuk dimintai keterangan. Sejumlah pihak yang mengedit dan memviralkan, nama-namanya telah dikantongi oleh Bareskrim Mabes Polri.
“Bukan warga Kukar yang memviralkan, Untuk ancaman hukuman akan dikenakan Undang-undang ITE, dengan ancaman hukuman enam tahun penjara,” jelas Irwan.
Sementara itu, Ahmad Mujahid sendiri mengaku tidak menyangka, jika foto dirinya dengan posisi tidur tersebut bakal viral di media sosial. “Saya tidak tahu bakal viral, karena saya juga tidak ada punya maksud apa-apa,” katanya.
Ia mengaku merasa dirugikan, karena fotonya digunakan untuk membohongi masyarakat. “Saya merasa dirugikan. Saya juga sudah mengklarifikasi itu melalui video bahwa itu hoaks,” katanya.