MATA INDONESIA, JAKARTA – Setelah melalui banyak kontroversi seperti efek samping dan pengambilan keputusan yang ketat di bawah ancaman Pemerintah Donald Trump, akhirnya Vaksin Pfizer / BioNTech untuk Covid19 mendapat otorisasi penggunaan darurat, Jumat 11 Desember 2020 malam waktu Amerika Serikat.
Sebelum keputusan diambil dikabarkan Medical Daily, Kepala Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, Stephen Hahn diancam untuk mengundurkan diri jika sampai Jumat tidak memberi persetujuan darurat terhadap Vaksi Pfizer tersebut. Meski begitu secara terbuka Hahn mengatakan percakapannya dengan Kepala Staf Presiden Trump, Mark Meadows tidak seperti itu.
Keputusan FDA datang sehari setelah Komite Penasihat Vaksin dan Produk Biologis Terkait melakukan voting yang dimenangkan untuk memberi otorisasi. Sebelumnya terjadi sesi perdebatan yang melelahkan selama 8 jam hingga pada voting 17 suara setuju memberi otorisasi sedangkan empat lainnya menolak.
Data vaksin Pfizer, yang diberikan kepada FDA akhir November 2020 mengklaim lebih dari 90 persen efektif mencegah Covid19. Tetapi, saat itu datanya hanya terbatas pada orang muda usia.
Pada mereka memang hanya melaporkan efek samping yang relatif ringan ketika mendapat suntikan vaksin saat percobaan seperti sakit kepala, nyeri otot, menggigil, nyeri sendi dan demam.
Dua orang yang divaksinasi di Inggris bahkan mengalami reaksi alergi parah dan empat dari 40.000 peserta uji coba mengarah pada perkembangan Bell’s Palsy, suatu kondisi yang berkaitan kelumpuhan wajah.
Menurut Medical Daily, mereka yang tidak setuju pemberian otorisasi darurat kepada vaksin itu karena dinilai hanya efektif terhadap orang berusia muda.
Selain itu, Oveta Fuller, PhD, mengatakan kepada Business Insider menolak memberi otorisasi karena informasinya terlalu sedikit, terutama efektivitasnya terhadap orang-orang tua. Dia menilai setidaknya perlu penelitian dua bulan lagi untuk memastikan itu.
The Independent melaporkan Pfizer memiliki 2,9 juta dosis yang siap dikirim dalam waktu 24 jam, serta cukup untuk dosis kedua 21 hari kemudian. Pfizer mengharapkan hingga 50 juta dosis total yang diproduksi secara global pada akhir tahun dan hingga 1,3 miliar pada tahun 2021. Amerika Serikat telah mendapatkan 100 juta dosis vaksin Pfizer, yang semuanya akan dikirimkan pada akhir bulan Maret.