Ribuan Warga di Depok Menderita TBC, Waspada!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-32.006 warga Depok ditemukan menderita Tuberkulosis (TBC). Hal itu dikatakan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Umi Zakiati.

Untuk itu, pihaknya melakukan evaluasi guna meningkatkan deteksi dini TBC. “Kami akan perkuat lagi di lintas sektor dengan Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI), kader, dan Puskesmas serta mitra kesehatan lainnya untuk meningkatkan investigasi. Jadi jangan sampai nanti terlambat untuk penanganannya,” katanya.

Dia memerinci, penurunan penemuan kasus secara aktif tentunya berdampak pada angka penemuan terduga TBC. Hingga Oktober atau triwulan ketiga di 2021, cakupan penemuan terduga TBC baru mencapai 25,6 persen atau 8.187 kasus.

Kemudian, indikator penemuan dan pengobatan TBC (treatement coverage) di Kota Depok juga baru menyentuh angka 2.485 kasus atau 35,6 persen, dari estimasi 6.973 kasus dengan target 90 persen.

“Angka penemuan terduga TBC hanya bisa dilakukan melalui investigasi kontak terhadap kasus TBC. Permasalahannya, adalah angka penemuan terduganya, masih jauh dari target, karena indikator ini yang membuat kita bisa menemukan kasus untuk indikator oenemuan dan pengobatan TBC (treatement coverage),” katanya.

Penyakit TBC merupakan penyakit infeksi yang menular, disebabkan oleh kuman atau bakteri Mycobacterium tuberculosis. Cara penularan melalui percik renik (droplet) yang dikeluarkan oleh penderita saat bersin, batuk, berbicara maupun tertawa. Satu orang penderita TBC dapat menularkan kepada 10 hingga 15 orang di sekitarnya.

“Meski begitu, penderita TBC masih punya harapan untuk sembuh, melalui kepatuhan dalam meminum obat anti Tuberkulosis secara rutin minimal enam bulan. Angka keberhasilan pengobatan (treatement success rate) di Kota Depok dari target 90 persen, cakupannya sudah berhasil 75,8 persen,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini