The Alhambra Palace, Jejak Peninggalan Besar Kekuasaan Islam di Spanyol

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Islam dan Eropa tidak bisa dipisahkan. Islam pernah mengalami kejayaan di Benua Biru tersebut pada masa lampau. Seperti yang tercatat dalam sejarah, Islam tumbuh di Eropa pada abad pertama hingga abad ketujuh Hijriah atau abad ketujuh hingga ke-13 Masehi.

Daerah yang tunduk di bawah kekuasaan Islam meliputi sebelah timur sampai ke Parsi dan ke barat, ke Afrika, ke Konstantinopel (Turki) serta Semenanjung Andalusia di Eropa atau yang kini dikenal sebagai Spanyol.

Banyak peninggalan-peninggalan kebudayaan Islam di Spanyol bahkan sampai sekarang. Dahulu, Islam memang sempat tumbuh dan berjaya di Spanyol. Beberapa kota di Spanyol seperti Cordoba, Granada, Sevilla, dan Toledo menjadi kota yang paling penting dalam peradaban Islam.

Kompleks istana Alhambra di Granada dan Masjid-Katedral di Cordoba merupakan peninggalan penting kerajaan Islam dan menjadi obyek turis utama di Spanyol. Jika kamu penggemar drama korea, kamu pasti pernah menonton Memories of The Alhambra. Di dalam drama tersebut, terdapat adegan di mana Park Shin Hye sedang menjadi tour guide di istana Alhambra.

Berlatar belakang gunung Sierra Nevada, The Alhambra Palace atau istana Alhambra awalnya merupakan bagian dari reruntuhan benteng Romawi. Ketika bangsa Moor datang ke Spanyol dan Granada di bawah kekuasaan kerajaan Islam, tempat ini kemudian diperbaiki dan kembali difungsikan sebagai benteng pertahanan sejak tahun 889 Masehi.

Pada pertengahan abad ke-13, di bawah pemerintahan Sultan Mohammed I, pembangunan benteng ini kembali. Fungsinya berubah menjadi istana besar yang kemudian terkenal dengan nama The Alhambra atau kastil merah. Nama Alhambra karena istana tersebut banyak hiasan ubin-ubin dan bata-bata merah. Serta hiasan di dinding yang juga kemerah-merahan dengan keramik yang bernuansa seni Islami.

Lapangan atau plaza di dalam The Alhambra Palace
Lapangan atau plaza di dalam The Alhambra Palace

Selain Granada, Cordoba juga menjadi pusat pemerintahan kekuasaan Islam pada jaman tersebut yang membuat banyaknya kebudayaan Islam tertinggal di sana. Cordoba menjadi pusat pendidikan etika dan kota terhormat yang banyak sekali dikunjungi oleh para ulama dan ilmuwan.

Di bawah kepemimpinan Khalifah Abdul Rahman III pada abad ke-10, Cordoba menjadi kota paling maju di Eropa. Rakyat sangat menikmati hidup dengan damai dan tentram. Hingga satu abad setelahnya, tepatnya pada abad ke-11, ekonomi dan pertahanan khalifah terguncang serta memicu menjamurnya taifa atau kerajaan-kerajaan kecil. Tapi, Cordoba tidak kehilangan sinarnya.

Salah satu peninggalan Islam di Cordoba adalah Masjid Cordoba. Pada awalnya bangunan ini adalah gereja warga Visigoth. Namun kemudian menjadi masjid pada zaman pertengahan, dan kembali menjadi katedral. Khalifah Muslim Abdurahman I pada 787 Masehi yang membangun masjid ini. Pembangunannya terus berlangsung oleh para khalifah penerusnya.

Masjid Cordoba memiliki seni arsitektur yang sangat indah. Menaranya menjulang tinggi di atas batang-batang kayu berukir. Ada 1.293 tiang yang terbuat dari bermacam marmer bermotif papan catur yang menyangga masjid ini. Masjid Cordoba memiliki ruangan dalam untuk salat yang bentuknya  persegi panjang dan terdapat lapangan terbuka. Ini merupakan model masjid-masjid peninggalan Umayyah dan Abbasiyah di Suriah dan Irak.

Kemudian di Seville, terdapat sebuah menara azan. Giralda merupakan sebuah menara azan setinggi 97,54 meter peninggalan Kerajaan Almohad di abad ke-12. Namun kini Giralda  telah berubah fungsi menjadi katedral. Pembangunan menara di Kota Seville ini tingginya 105 meter dan selesai pada 1198 oleh arsitek Ben Ahmad Baso. Pada puncaknya dulu terdapat kubah tembaga yang kemudian runtuh akibat gempa pada 1365.

Kekuasaan Islam pada tahun 711 M di Spanyol membuat kebudayaan Islam juga menyebar di kota-kota yang ada di Spanyol. Meskipun kekuasaan Islam runtuh di sana, namun budaya dan bangunan-bangunan bernuansa Islam masih berdiri dan melekat di sana. Hal tersebut membuktikan bahwa pernah adanya masa kejayaan Islam di Spanyol.

Reporter: Dinda Nurshinta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini