MATA INDONESIA, NEW DEHLI – Namanya Srikanth Bolla. Ia seorang Tuna Netra dari India. Berasal dari keluarga miskin, Srikanth berhasil membangun sebuah perusahaan senilai 48 juta poundsterling (Rp 932 miliar).
Anak muda ini sekarang menjadi inspirasi orang-orang yang ingin mengubah nasibnya. Cacat bawaan tak membuatnya kecil hati. Ketekunan yang ia lakukan berhasil menuahkan hasil yang di luar dugaan semua orang.
Padahal, saat remaja, Srikanth Bolla sempat mendapat pemberitahuan bahwa belajar matematika dan sains di sekolah menengah atas adalah “perbuatan terlarang”. Alasannya sederhana, dia buta. Namun Srikanth nekad. Dia menggugat pemerintah untuk mencabut larangan itu.
Setiap hari, selama dua tahun, saat Srikanth Bolla berusia enam tahun berjalan ke sekolah di pedesaan India. Terkadang ia dipandu saudaranya dan mengikuti teman-teman sekelasnya.
Jalannya berlumpur, banyak semak belukar, yang tergenang selama musim hujan. Dan ada satupun teman-temannya yang mengajaknya bicara. Orang memandang dia antara iba, kasihan ataupun malas karena bergaul dengan orang buta.
Tak hanya itu. Sistem pendidikan di India pun tak ramah untuk orang cacat seperti dia. Beruntung, guru-gurunya banyak membantu ia untuk belajar dan menyerap pelajaran. Hal itulah yang membuat Srikanth lebih pintar dibandingkan kawan-kawannya. Saat ia kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri, ia membuat organisasi nirlaba. Namanya Samanvai Center for Children with Multiple Disabilities. LSM ini untuk melatih dan mendidik penyandang disabilitas muda.
Ia pun mengumpulkan uang sedikit demi sedikit dari pemberian orang atau jasa pekerjaan mengajarkan Matematika kepada murid-murid. Dari uang tersebut, ia membuka perpustakaan Braille. Ia mendapat beasiswa untuk kuliah di MIT, perguruan tinggi bergengsi di Amerika Serikat.
Lulus dari jurusan Ilmu Manajemen di MIT dengan predikat memuaskan, ia mendapat penawaran beberapa pekerjaan dengan gaji di atas rata-rata. Srikanth menolak tawaran itu. Ia memilih pulang ke India. ”Saya harus berjuang keras. Tidak semua orang bisa bertarung atau memiliki mentor seperti saya,” katanya.
Dia mengaku begitu melihat gambaran yang lebih besar, dia menyadari bahwa tidak ada gunanya memperjuangkan pendidikan yang adil jika tidak ada kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas sesudahnya.
Dia pun berpikir, ”Mengapa saya tidak memulai perusahaan saya sendiri dan mempekerjakan penyandang disabilitas?”
Srikanth kembali ke Hyderabad pada 2012 dan mendirikan Bollant Industries. Perusahaan pengemasan memproduksi produk ramah lingkungan, seperti kemasan bergelombang dari daun pinang yang jatuh. Perusahaannya itu kini bernilai Rp 932 miliar.
Usahanya itu mempekerjakan sebanyak mungkin orang difabel dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan mental.
Tahun lalu, di usia 30 tahun, Srikanth berhasil masuk ke dalam daftar Pemimpin Muda Dunia 2021 dari Forum Ekonomi Dunia. Dia berharap perusahaanya Bollant Industries, akan menjadi IPO Global.
Kini sejumlah perusahaan film dari Bollywood menghampirinya. Sebuah film biografi yang dibintangi oleh aktor terkenal Rajkummar Rao telah diumumkan dan akan mulai syuting pada bulan Juli.
Srikanth berharap film itu akan mengubah sikap orang ang meremehkannya ketika mereka bertemu dengannya. “Awalnya orang akan berpikir, ‘oh, dia buta…betapa sedihnya’ tapi saat saya mulai menjelaskan siapa saya dan apa yang saya lakukan, semuanya berubah.”