Waduh! Kang Tae Oh Berharap Lee Joon Ho Jadi Jahat di ‘Extraordinary Attorney Woo’ Season 2

Baca Juga

MATA INDONESIA, SEOUL – Kang Tae Oh baru-baru ini membicarakan soal kemungkinan karakternya dalam drama ‘Extraordinary Attorney Woo’ di musim selanjutnya. Ia mengatakan ingin karakternya berubah jadi jahat.

Melansir dari Xports News, Kang Tae Oh mengungkapkan bahwa para aktor pernah berbagi pembicaraan ringan soal season 2 ‘Extraordinary Attorney Woo’.

“Kami para cast sudah pernah berbagi pembicaraan ringan tentang season 2. Bagaimana jika benar-benar kejadian, ceritanya mau sampai mana. Akan bagus jika nanti season 2 kembali setelah aku hiatus (wamil) dan kondisi cast lainnya juga memungkinkan,” katanya.

Kang Tae Oh juga mengaku penasaran dan menantikan season kedua dari drama populernya itu. Aktor ini justru mengungkapkan bahwa ingin karakter Lee Joon Ho jadi jahat di season 2.

“Mungkin dia akan berusaha jadi pengacara? Apa dia jadi jahat? Dia menegaskan, ‘Sebenarnya mimpiku jadi pengacara!’ Lalu menyuruh Min Woo ‘Kita pisah kamar! Pakai kamar masing-masing!’? Tapi sebenarnya mereka memang punya kamar sendiri-sendiri. Entahlah,” ujarnya.

Ia juga menambahkan kemungkinan Joon Ho dan Young Woo alami perdebatan hebat saat menyiapkan pernikahan mereka.

“Melanjutkan cerita happy ending di season pertama, menurutku akan bagus jika di season 2 mereka berdua bertengkar sebagai pasangan yang sudah lama pacaran atau ada konflik baru lagi,” tambahnya.

Sementara itu, drama ‘Extraordinary Attorney Woo Season 2’ memang sudah ada pembicaraan awal dari tim produksi. Kabarnya akan dirilis pada 2023.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pusaran Konflik di Pantai Sanglen Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Berangkat dari penutupan akses masuk Pantai Sanglen, Kemadang, Gunungkidul, yang dilakukan oleh Kraton Yogyakarta dan Obelix. Warga setempat, yang selama ini memanfaatkan lahan Pantai Sanglen untuk bertani dan mencari nafkah, merasa terpinggirkan. Mereka khawatir pengembangan pariwisata berskala besar akan mengabaikan kesejahteraan masyarakat lokal dan merusak lingkungan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini