Bagaimana Pandemi Menurunkan Ingatan Kita?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Salah satu protokol kesehatan yang harus dipatuhi selama pandemi Covid-19 adalah menjaga jarak. Oleh karena itu, banyak karyawan yang harus bekerja dari rumah atau work from home.

Rupanya, kegiatan yang satu itu menyebabkan beberapa orang merasa sulit mengingat sesuatu seperti nama orang dah hal-hal yang ingin diucapkan.

Melansir dari BBC, banyak orang yang mengeluhkan mengenai ingatan yang terus memburuk selama pandemi. Tak hanya kalangan muda saja yang mengeluhkan hal ini, para lansia pun merasakan hal yang sama. Terlebih, sejak diberlakukannya pembatasan kunjungan ke panti jompo.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas California Irivine, membuktikan jika isolasi mandiri menjadi salah satu faktor yang memperburuk ingatan kita saat ini.

Jika saat bekerja, kita mungkin akan teringat untuk mengirim email ke salah satu orang. Selama pandemi, banyak orang yang lupa untuk mengirim email.

Kurangnya kontak sosial pun sangat mempengaruhi kerja otak. Bahkan, efeknya bisa sangat serius bagi mereka yang sudah mengalami gangguan ingatan.

Hasil survey yang dilakukan oleh Alzheimer’s Society, menunjukan jika separuh orang yang berpartisipasi dalam survey itu mengatakan jika ingatan orang-orang yang dicintainya kian memburuk.

Kondisi keadaan sekitar sangat berpengaruh bagi penderita Alzheimer. Jika mereka merasa kesepian, penyakit yang diidapnya itu bisa kian bertambah buruk.

Tentu saja, tidak semua orang merasa kesepian selama pandemi. Beberapa penelitian menunjukan bahwa tidak ada peningkatan yang signifikan mengenai perasaan kesepian selama pandemi.

Tetap saja, pandemi telah membatasi kita untuk bertemu orang-orang. Kita pun tidak dapat lagi bercerita dengan sejumlah orang yang ada di kantor atau pesta.

Padahal, biasanya kita akan berbicara dan bertukar cerita secara langsung dengan beberapa teman kita. Hal itu pun mampu membantu kita untuk mengingat apa yang telah terjadi.

Meski kita masih bisa bertukar cerita dengan orang-orang secara daring, kegiatan yang satu itu tidak lagi terasa sama. Sebab, sangat sedikit cerita yang bisa kita bagikan.

Daisy Fancourt dan timnya dari University College London melakukan sebuah penelitian terhadap perasaan masyarakat Inggros selama pandemi.

Penelitian itu menunjukan jika tingkat kecemasan tertinggi terjadi pada awal pemberlakuan. Mereka yang paling merasa cemas berasal dari kalangan muda, seseorang yang tinggal sendiri, seseorang yang hidup dengan pendapatan rendah, atau yang tinggal di perkotaan.

Sementara itu, Badan Statistik Nasional Inggris menemukan jika angka depresi meningkat sebanyak dua kali lipat semenjak pandemi. Padahal, depresi dan kecemasan membawa efek yang negatif untuk ingatan.

Gabungan antara pembatasan interaksi, lelah, dan cemas membuat kinerja ingatan kita menurun. Meski begitu, ada beberapa cara untuk menjaga memori ingatan kita agar selalu terjaga seperti menulis buku harian, beristirahat, dan berjalan-jalan di sekitar rumah.

Selain itu, kita bisa menyetel pegingat di ponsel kita. Hal ini sangat membantu kita, terlebih ketika ingin berbelanja.

Reporter: Diani Ratna Utami

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini