Tak Heran Jika WS Rendra Jadi Sastrawan Mumpuni

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tak heran jika Dr. Willibrordus Surendra Broto Rendra, S.S., M.A. yang lebih dikenal dengan panggilan WS Rendra bisa menjadi sastrawan Indonesia terkenal dan mumpuni.

Bakatnya di bidang sastra sudah terlihat sejak masih sangat muda. Puisi, skenario drama, cerpen dan esai sastra dia tulis sejak masih duduk di bangku SMP. Karya-karyanya saat itu sudah tersebar di berbagai media massa.

WS Rendra lahir dari keluarga Katolik yang taat. Bahkan ayahnya mengajar bahasa Indonesia dan bahasa Jawa di Sekolah Katolik.

Rendra bahkan menempuh pendidikan di sekolah-sekolah Katolik, mulai dari TK Marsudini, Yayasan Kanisius, sedangkan SD hingga tamat SMA dihabiskan di Sekolah Katolik Santo Yosef, Surakarta hingga 1955.

Sementara judul drama yang pertama kali ia pentaskan di SMP adalah “Kaki Palsu.” Semasa SMA, Rendra mementaskan sebuah drama berjudul “Orang – Orang di Tikungan Jalan” dan memperoleh penghargaan dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Yogyakarta.

Lulus SMA awalnya Rendra ingin memulai karir di Jakarta dengan masuk di Akademi Luar Negeri Jakarta. Ketika sekolah itu dia datangi ternyata sudah tutup.

Kemudian Rendra ke Yogyakarta. Ia kuliah di Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gajah Mada (UGM).

Di masa itulah, bakat seninya semakin menggelegak. WS Rendra giat menulis cerpen dan essai di berbagai majalah seperti Mimbar Indonesia, Siasat, Kisah, Basis, Budaya Jaya.

Karena aktivitasnya di dunia sastra, pada tahun 1964 WS Rendra mendapat beasiswa ke Amerika Serikat dari American Academy of Dramatic Art (AADA) untuk mendalami seni tari dan drama.

Sepulangnya dari Amerika pada 1967 Rendra mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta. Sanggar itu menghadirkan suasana baru di dunia teater Indonesia dan mampu melahirkan seniman-seniman baru.

Namun, kesulitan ekonomi dan tekanan politik dari penguasa membuat WS Rendra pindah ke Jakarta kemudian Depok.

Di kota itulah WS Rendra mendirikan lagi Bengkel Teater yang masih berjalan hingga kini.

Namanya kembali bersinar pada berbagai pertunjukan seni dan drama maupun puisi. Karya-karyanya tak hanya terkenal di dalam negeri, namun juga manca negara. Bahkan beberapa karya WS Rendra di terjemahkan ke bahasa asing seperti Inggris, Belanda, Jerman, Jepang hingga bahasa India.

Reporter: Tiara Arninda

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

A2RTU Gelar Expo Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Pendukung Ketahanan Pangan dan Net Zero Emission

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketahanan pangan menjadi isu yang masif didengungkan oleh pemerintah. Terlebih, saat ini Indonesia bersiap menyongsong Indonesia Emas 2045. Di sisi lain, dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang kini diubah menjadi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Tahun 2020-2024 menyebut bahwa pembangunan pangan di Indonesia masih menghadapi masalah. Utamanya, terkait dengan penyediaan (supply) pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini