MATA INDONESIA, RIYADH – Langit Kota Riyadh diterangi oleh drone beraneka warna dan kembang api pada malam kedua festival kostum. Malam itu, di mana ratusan pengunjung hadir dengan berbagai kostum dan menyaksikan konser Sean Paul di arena internasional Boulevard Plus.
Pada malam itu, pesta di Kota Riyadh semarak dengan dengan lagu-lagu Jamaika yang paling populer termasuk “No lie”, “Temperature”, “She Does Not Mind”, “Got 2 Luv U”, “Get Busy” dan masih banyak lagi. Pesta ini sejatinya digelar pada 18 Maret 2022.
Sementara drone menampilkan lambang Saudi berupa dua pedang dan pohon palem. Bukan hanya itu, drone tersebut juga menghadirkan gambar Raja Salman, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, dan logo Musim Riyadh dalam bentuk 3D.
Ketika Ketua Otoritas Hiburan Umum, Turki Al-Sheikh mengungkapkan pesta kostum dan cosplay pada 17 dan 18 Maret di Boulevard Riyadh City dan Winter Wonderland, banyak orang berkreasi dengan kostum mereka, termasuk karyawan restoran.
Dalam foto-foto yang beredar di media sosial, pesta kostum tersebut layaknya festival Halloween yang dirayakan setiap tanggal 31 Oktober. Ada yang tampil cantik dengan kostum Snow White.
Namun, tak sedikit yang tampil menyeramkan bak hantu dengan topeng horror plus jubah berwarna hitam.
Al-Sheikh men-tweet video dirinya mengenakan topeng Homer Simpson dikelilingi oleh teman-temannya yang juga mengenakan kostum. Ia mengungkapkan kebahagiaannya pada orang-orang yang berpartisipasi dalam acara tersebut.
Melansir Arab News, Al-Sheikh mengumumkan bahwa pesta tersebut sukses menarik lebih dari 14 juta orang sejak diluncurkan Oktober lalu, dengan turis dari 125 negara di antara para pengunjung.
Ini bukan kali pertama Arab Saudi – negara yang tak lagi konservatif, menggelar pesta. Pada 20 Desember 2021, pesta musik elektronik bertajuk “MDLBeast Soundstorm 2021” berlangsung spektakuler selama empat hari di Riyadh.
Festival ini hanya berhenti selama 15 menit saat azan berkumandang. Yang tak kalah mengejutkan, para penonton pria dan perempuan bercampur, bernyanyi, dan bergoyang.
Pemandangan ini tak pernah terpikirkan akan terjadi di Arab Saudi. Festival musik ini sekaligus menyoroti reformasi dalam tubuh kerajaan konservatif di bawah Putra Mahkota, Mohammed bin Salman.