MATA INDONESIA, JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Cina Xi Jinping dikabarkan bakal ikut meresmikan kereta cepat Jakarta Bandung. Proyek yang dikerjakan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tersebut ditargetkan bakal diujicoba pada November 2022. Kemudian baru beroperasi secara komersial pada tahun 2023.
Menurut General Manager Corporate Secretary KCIC, Mirza Soraya, kabar tersebut masih dalam proses pembahasan di level tingkat kepala negara.
“Tetapi kalau memang ditugaskan nantinya uji cobanya akan ada Presiden RI dan Cina, kita siap saja,” ujarnya, Minggu 6 Juni 2021, melansir detik.com.
Agenda tersebut berpeluang terjadi lantara pada November 2022 Indonesia akan menjadi tuan rumah acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara G20. Apalagi acara ini akan dihadiri oleh negara-negara maju seperti Cina, Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Inggris, Jerman, Prancis, Arab Saudi, Jepang, Rusia, dan lainnya.
Mirza pun mengungkapkan bahwa saat ini proses uji coba sedang dipersiapkan. Progres pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah mencapai 74 persen per Mei 2021.
“Sebetulnya itu akumulasi dari semua progres pembangunan, termasuk line track, stasiun, pembangunan fasilitas penunjang sistem perkeretaan lainnya,” katanya.
Saat ini yang masih dalam tahap penyelesaian di antaranya proses menggelar semua rel. Saat ini rel yang tersambung sepanjang 25 km atau 50-52 batang rel. Namun itu bukan terpasang di atas girder, hanya baru tersambung relnya.
“Kemudian, pembangunan fasilitas yang di Depo Tegalluar itu yang paling banyak, buat bangunan operation-nya, bangunan maintenance-nya itu harus dipasang juga, peralatan untuk maintenance, harus di pasang di gedungnya. Selain itu, progres non fisiknya SDM, dan SOP-SOP-nya,” ujarnya.
Sebagai gambaran, KCIC merupakan perusahaan patungan antara konsorsium BUMN yang bernama PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium perusahaan Cina di bawah Beijing Yawan HSR Co. Ltd. Dengan kepemilikan Indonesia sebesar 60 persen dan Cina 40 persen.
Dalam konsorsium Indonesia, PT Wijaya Karya (Persero) memiliki 38 persen sebagai kepemilikan terbesar di PT PSBI. Sisanya dimiliki oleh PT Kereta Api (Persero) 25 persen, PT Perkebunan Nusantara VII 25 persen, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk 12 persen.