MATA INDONESIA, MOSKOW – Menjelang pertemuannya dengan Presiden Jokowi, Vladimir Putin menegaskan tujuan tentara Rusia di Ukraina tidak pernah berubah yaitu membebaskan Donbass dari Pemerintahan Ukraina.
Putin bahkan tidak gentar dengan pernyataan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg bahwa blok itu sudah bersiap terlibat konflik.
Hal itu menurutnya ditudingnya sebagai cara Amerika Serikat untuk mencari musuh eksternal untuk mengumpulkan sekutunya di sekitar Washington.
“Tidak ada yang berubah untuk membebaskan Donbass, untuk melindungi orang-orang ini dan untuk menciptakan kondisi yang akan menjamin keselamatan Rusia sendiri. Itu dia,” ujar Putin yang dikutip Russia Today, Kamis 30 Juni 2022.
Dia bahkan tidak menetapkan tenggat terhadap operasi militer di Ukraina tersebut.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari dengan alasan kegagalan Kiev mengimplementasikan perjanjian Minsk.
Perjanjian itu dirancang untuk memberi status khusus untuk wilayah Donetsk dan Lugansk di dalam negara Ukraina.
Protokol, yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada tahun 2014.
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral.
Putin mendesak Ukraina tidak bergabung dengan blok militer Barat manapun.
Dalam dua hari belakangan, Putin telah bertemu para sekutunya seperti Turkmenistan dan KTT Kaspia keenam yang dihadiri para pemimpin Azerbaijan, Iran, Kazakhstan dan Turkmenistan.
Sehari sebelumnya, ia mengunjungi Tajikistan dan bertemu dengan presidennya Emomali Rahmon.