15 Tahun Berlalu, Tragedi Tsunami Aceh Bisa Terulang Kembali?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tragedi tsunami dan gempa bumi tentunya masih menyisakan kepedihan di hati masyarakat Indonesia, terutama warga Aceh. Fenomena alam itu telah memakan ratusan ribu korban jiwa, menghancurkan ratusan ribu tempat tinggal, menghanyutkan harta benda, dan juga memisahkan keluarga yang dicinta.

Tak hanya Indonesia, negara seperti Malaysia, Thailand, India, Bangladesh, Kenya, Yaman, Sri Lanka, hingga Pantai Timur Afrika pun turut terkena imbas korban jiwa dari peristiwa yang menggegerkan dunia pada tahun 2004 tersebut.

Gempa yang menurut USGS kekuatannya hingga 9 SR sehingga memicu ombak tsunami setinggi 9 hingga 20 meter berhasil meluluhlantakan Provinsi Aceh. Apakah peristiwa mengerikan tersebut dapat terulang kembali?

Dilansir dari situs online Anadolu Agency, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Sunawardi menyatakan provinsi paling barat Indonesia itu masih memiliki potensi tinggi mengalami tsunami.

Hal tersebut karena sejumlah sesar atau patahan aktif di kawasan tersebut sewaktu-waktu masih bisa bergerak dan menimbulkan bencana gempa bumi.

Setidaknya terdapat 11 wilayah kabupaten/kota berpotensi tinggi terkena tsunami, yaitu Simelue, Aceh Singkil, Aceh Selatan, Aceh Barat, Aceh Besar, Pidie, Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Aceh Jaya, Banda Aceh dan Sabang.

Dari kesebelas wilayah tersebut, Banda Aceh memiliki potensi yang paling rawan. Hal itu karena Banda Aceh berada di posisi yang diapit dua patahan Sumatera dan masih aktif, yaitu patahan segmen Aceh dan segmen Seulimuem.

Selama dua bulan terakhir tercatat setidaknya terjadi empat kali gempa di Provinsi Aceh dengan kekuatan lima atau lebih. Keempatnya pada 20 Desember 2019 dengan kekuatan 4,8 SR, lalu 12 Desember dengan kekuatan 5,5 SR, pada 21 November dengan kekuatan 5,2 SR, dan 17 November 2019 dengan kekuatan 5,1 SR.

Sebelumnya pada tahun 2016 juga sempat terjadi gempa bumi di Provinsi Aceh dengan 6,5 SR yang menewaskan 104 orang.

Tsunami besar yang terjadi di Aceh pada tahun 2004 itu dikabarkan berpotensi terulang di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Hal ini disampaikan Profesor Ron Harris, peneliti sekaligus pakar geologi dari Brigham Young University.

Prediksi itu merupakan kajian dari endapan tsunami yang dilakukannya pada 2016. Harris memprediksi beberapa lokasi yang berada dalam wilayah bahaya tersebut adalah Pangandaran, Pelabuhan Ratu, Pacitan, Banyuwangi, Madura, Denpasar dan Nusa Dua Bali, Lombok dan Sumba NTB, Waingapu dan pesisir selatan pulau Timor NTT.

Harris mengungkapkan gempa besar tersebut bisa terjadi sewaktu-waktu dan tidak bisa diprediksi kapan dan di mana letak pusat gempanya.(Mariske)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Semua Pihak Perlu Bersinergi Wujudkan Pilkada Damai

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Pilkada tidak hanya sekadar agenda politik,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini