Reconquista, Tanda Berakhirnya Kekuasaan Islam di Spanyol

Baca Juga

MATA INDONESIA, MADRID  – Reconquista adalah sebuah peristiwa perebutan kembali wilayah Andalusia (Spanyol) oleh kaum Kristen Eropa. Peristiwa ini terjadi selama 770 tahun, yakni sejak tahun 711 – 1492 Masehi.

Peristiwa yang mengawali Reconquista adalah pertempuran Covadonga. Ini terjadi pada 2 Januari tahun1492. Saat itu umat Kristen berhasil mengalahkan pasukan Bani Umayyah.

Pertengahan abad ke-11 menjadi momentum penting bagi Umat Kristen. Kerajaan Kristen (Kerajaan Castilia dan Kerajaan Leon) bersatu di bawah kepemimpinan Ferdinand I dan anaknya, Alvonso VI.

Reconquista
Reconquista

Di tahun 1085 Alfonso VI berhasil menaklukan wilayah di Toledo dan Galisia dari Bani Zun Nun. Keberhasilan inilah yang membuat kekuatan Alfonso VI terus menyebar hingga ke seluruh penjuru Spanyol.

Di tahun 1113, Paus di Roma mengimbau para ksatria Eropa untuk turut serta dalam misi peghancuran kerajaan-kerajaan Islam di Semenanjung Iberia. Akhirnya, ratusan kapal tentara Salib dikerahkan membantu Alfonso VI merebut Spanyol.

Bala bantuan tersebut membuahkan hasil. Mereka berhasil merebut Almeria, yang terletak di Spanyol selatan pada 17 Oktober 1147.

Kesuksesan ini pun kembali terulang. Mereka berhasil menduduki kerajaan-kerajaan Islam, dan akibatnya, kekuatan Islam di Spanyol menurun drastis. Semula, ada 20 kerajaan Islam di Spanyol, lama kelamaan hanya berjumlah tiga kerajaan kecil.

Pertengahan abad ke-13, kekuatan Islam di Spanyol hanya tinggal satu saja, yakni hanya tinggal kekuatan Bani Ahmar yang berpusat di kota Granada.

Di tahun 1491 Masehi, Kerajaan Castilia dibantu oleh tentara Salib, melakukan pengepungan terhadap Bani Ahmar. Hingga akhirnya, pada 2 Januari 1492, Bani Ahmar menyerah, menyetujui perjanjian damai, dan keluar dari Spanyol.

Pasca kejatuhan Kerajaan Granada, umat Muslim yang tinggal di Semenanjung Iberia banyak yang beralih keyakinan menjadi Kristen dan banyak masjid yang dialihfungsikan menjadi gereja.

Sejak runtuhnya Emirat Granada pada 1492, pengaruh Islam di daratan Spanyol praktis lenyap. Bahkan, sejarawan Barat menyebut akhir dari kekuasaan Islam di Spanyol itu dengan istilah Reconquista, yaitu penaklukan kembali Semenanjung Iberia oleh kaum Nasrani.

Reconquista tak hanya sekadar perebutan kembali Spanyol dari tangan kaum Muslimin. Melainkan juga sebagai upaya Kerajaan Kristen di Spanyol untuk menghapus segala bentuk pengaruh Islam di bidang politik, sosial, keagamaan, dan kultur masyarakat Semenanjung Iberia.

Reconquista juga berarti repopulasi besar-besaran umat Kristen  di Semenanjung Iberia. Raja-raja Kristen di Eropa mengambil orang-orang mereka sendiri untuk ditempatkan di berbagai lokasi di Iberia sepanjang abad ke-9 hingga ke-10.

Tujuan kebijakan itu. Mengubah wajah demografi Andalusia yang sebelumnya telah hijau oleh penganut agama Islam. Padahal di zaman pemerintahan Islam, umat Kristen dan Yahudi boleh dan tetap mempertahankan agamanya masing-masing. Namun dengan catatan, mereka mesti membayar pajak (jizyah). Jika mereka tidak bersedia membayar pajak, maka hukumannya adalah penjara.

Sementara, setelah Kerajaan Kristen berkuasa kembali di Spanyol, mereka menuntut pajak yang sangat besar kepada orang-orang non-Kristiani. Pada 30 Juli 1492, sekitar 200 ribu umat Yahudi terusir secara paksa dari Spanyol oleh Raja Ferdinand II Aragon.

Tahun berikutnya,  Uskup Agung Hernando de Talavera memaksa penduduk Muslim Granada untuk memeluk agama Katolik.

Jika mereka tidak mau berpindah keyakinan, maka mereka harus keluar dari Spanyol. Selanjutnya,  pada 1502, Ratu Isabella I menyatakan bahwa seluruh umat non-Kristiani yang berada di wilayah Kerajaan Kastilia wajib mengganti agamanya menjadi Katolik.

Pasca kejatuhan Kerajaan Granada, umat Muslim yang tinggal di Semenanjung Iberia banyak yang beralih keyakinan menjadi Kristen. Sejumlah masjid pun berubah menjadi gereja.

Reporter: Intan Nadhira Safitri

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini