Mata Indonesia, Gunungkidul – Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul mencatat sebanyak 291 kasus baru Tuberkulosis (TBC) selama semester pertama tahun 2025.
Temuan ini didapatkan dari program Active Case Finding Tuberkulosis (ACF TB) yang digelar pada pertengahan Mei hingga Juni 2025 sebagai bagian dari langkah skrining dan deteksi dini penularan TBC di masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono, menjelaskan bahwa skrining TBC melibatkan seluruh puskesmas di wilayah Bumi Handayani dengan target 3.000 suspek.
Namun, realisasi jumlah tes justru melampaui target, yakni mencapai 3.412 warga yang mengikuti pemeriksaan.
Hasilnya, 291 orang terkonfirmasi positif TBC dan langsung mendapatkan penanganan medis guna mencegah penyebaran lebih lanjut.
Kesadaran Masyarakat Masih Rendah Jadi Tantangan Penanganan TBC
Meski program skrining TBC di Gunungkidul menunjukkan hasil yang signifikan, Ismono menekankan bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi.
Salah satunya adalah rendahnya kesadaran masyarakat terhadap gejala TBC, seperti batuk yang berlangsung lebih dari tiga minggu, yang sering dianggap hal biasa tanpa diperiksakan ke fasilitas kesehatan.
Selain itu, proses tracing atau penelusuran kontak juga menghadapi kendala.
Petugas kesulitan dalam mengumpulkan spesimen dahak dari warga yang diduga terinfeksi.
Meskipun begitu, upaya tracing tetap terus dilakukan secara intensif untuk mengurangi risiko penularan TBC di masyarakat.
Program Prioritas: Menuju Gunungkidul Sehat, Wargane Kuat
Ismono menyebutkan bahwa program penemuan kasus TBC ini merupakan salah satu program prioritas dalam 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Gunungkidul di sektor kesehatan.
Strategi penelusuran dan pengobatan terus digencarkan agar jumlah kasus dapat ditekan sekaligus memastikan penderita mendapatkan pengobatan sedini mungkin.
“Semakin cepat ditemukan, maka semakin besar peluang untuk sembuh dan mencegah penularan ke orang lain. Ini sejalan dengan visi Gunungkidul Sehat, Wargane Kuat, Masa Depan Hebat,” ujarnya.
Apakah Warga Gunungkidul Bisa Terbebas dari Ancaman TBC?
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Gunungkidul, Sidig Hery Sukoco, menambahkan bahwa kegiatan skrining TBC menjadi salah satu cara efektif dalam mendeteksi dan menurunkan angka penularan.
Menurutnya, pengobatan dapat segera diberikan ketika kasus baru ditemukan lebih awal.
Dengan intensifnya program skrining, edukasi, dan pengobatan yang dilakukan secara berkelanjutan, peluang untuk menekan penyebaran TBC di Gunungkidul sangat terbuka lebar.
Namun, partisipasi aktif masyarakat tetap menjadi kunci utama agar wilayah ini bisa benar-benar bebas dari ancaman penyakit menular tersebut.