Kisah Audrey Yu, Anak Super Jenius Asal Indonesia yang Dibawa ke Dokter Jiwa Gara-gara Terlalu Pintar

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Indonesia ternyata punya sosok generasi muda super jenius bernama Audrey Yu. Kisah anak jenius satu ini terbilang unik. Karena terlalu pintarnya, Audrey sampai dibawa oleh keluarganya ke dokter jiwa.

Rupanya keluarga Audrey sempat kewalahan dan bingung menangani kecerdasan anak perempuan itu. Audrey berhasil tamat SMA di usia yang baru 13 tahun. Pada tahun 2019 ini ia genap berusia 31 tahun.

Pada tahun 2017 silam, AUdrey dinobatkan sebagai satu dari 71 ikon prestasi Indonesia. Meski begitu, masa muda Audrey ternyata penuh dengan lika-liku.

Kisah Audrey sempat diunggah oleh pemilik akun Facebook Rudi Kurniawan pada Sabtu, 13 April 2019. Dalam unggahan tersebut dikisahkan, Audrey pernah disia-siakan. Ia pernah dibawa ke dokter jiwa karena dianggap tidak normal.

Rudi bercerita, gadis “ajaib” itu menyelesaikan sekolah dasarnya hanya dalam waktu 5 tahun, SMP 1 tahun, SMA 11 bulan, tepat di usianya yang masih 13 tahun. Kemudian, masalah mulai muncul ketika AUdrey hendak masuk perguruan tinggi.

Tak ada satu pun kampus di Indonesia yang mau menerima remaja berusia 13 tahun itu. Tapi Audrey tak menyerah, ia akhirnya memutuskan pergi ke luar negeri untuk bersekolah di sana. Tepatnya, di University of Virginia, mengambil jurusan Fisika.

Hanya butuh 2 tahun saja buat AUdrey untuk merampungkan pendidikannya di universitas dengan gelar sempurna. Kemampuan ajaib Audrey tak hanya itu, ketika berusia 10 tahun ia bahkan sudah bisa mencapai skor TOEFL 573. Ia pun memecahkan rekor MURI untuk skor TOEFL tertinggi di usia muda.

Saat usia 11 tahun, ia berhasil menghafal di luar kepala kamus Indonesia-Inggris yang tebalnya 650 halaman. Di usia 14 tahun, skor TOEFL Audrey naik menjadi 670.

Kecerdasan Audrey yang di atas rata-rata itu justru membuatnya dikucilkan. Orang-orang dewasa di sekitarnya kerap menganggapnya tidak normal. Teman sebayanya pun menganggapnya aneh dan menjauhinya. Sang ibu bahkan sering memarahinya. Teman-teman sang ibu menyarankan agar membawa Audrey ke dokter jiwa.

Namun perjalanan getir itu sudah dilewati Audrey. Kini ia telah menyelesaikan pendidikan S1-nya di William and Marry University, Amerika Serikat untuk jurusan Fisika Murni. Kini, ia mengajar bahasa Inggris untuk level tertinggi di Shanghai.

Audrey juga tengah disibukkan menyusun konsep penerapan Pancasila yang baik. Ia juga telah menulis beberapa buku yang menggambarkan kecintaannya pada Indonesia.

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini