Ini Jatuh Bangun Terbentuknya Negara Arab Saudi Modern

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Selain sebagai kiblat muslim seluruh dunia, Negara Arab Saudi modern yang kita ketahui sekarang terbentuk dari perseteruannya dengan Kesultanan Ottoman di sekitar abad ke-19.

Perseteruan itu diawali pada 1788 saat Muhammad bin Saud mendirikan Negara Saudi Pertama di bawah bimbingan bin Abdul Wahhab, seorang pembaharu muslim dengan menguasai seluruh dataran tinggi tengah yang dikenal sebagai Najd.

Pada awal abad ke-19, kekuasaannya meluas ke sebagian besar Semenanjung Arab, termasuk Mekkah dan Madinah.

Keberhasilan Al-Saud meluaskan kekuasaan tersebut menimbulkan kecurigaan dan kemarahan Kesultanan Utsmaniyah yang juga dikenal sebagai Kekaisaran Ottoman. Karena saat itu, Ottoman sudah menjadi penguasa Timur Tengah hingga Afrika Utara.

Alhasil, pada 1818, Kesultanan yang kini menjadi Negara Turki itu mengirimkan pasukan besar yang dipersenjatai dengan artileri modern saat itu ke wilayah barat Arabia untuk menghentikan Al-Saud.

Tentara Ottoman mengepung kota utama Negara Saudi,Diriyah, yang sekarang menjadi salah satu kota terbesar di Semenanjung Arab. Pasukan Ottoman meratakan kota sampai kota itu tidak bisa dihuni manusia karena mereka merusak sumur dan mencabut pohon-pohon kurma.

Negara Saudi Kedua
Keluarga Al-Saud pun melawan dan mendapatkan kembali kendali politik di Arabia Tengah. Penguasa Saudi saat itu, Turki bin Abdullah Al-Saud memindahkan ibu kota dari Diriyah ke Riyadh dan mendirikan Negara Saudi Kedua.

Selama 11 tahun pemerintahannya, Turki berhasil merebut kembali sebagian besar tanah yang sempat dikuasai Ottoman. Namun, dia tidak ingin memperluas kekuasaannya, karena memusatkan langkah untuk menyejahterakan rakyatnya.

Di bawah Turki dan putranya, Faisal, Negara Saudi Kedua pun menikmati kemakmuran, perdagangan dan pertanian berkembang.

Namun, kekuasaan Ottoman yang berada di Mesir saat itu mulai menurun dan meninggalkan sebagian wilayah kekuasaannya di Jazirah Arab sehingga Dinasti Al-Saud kembali menguasi Najd pada 1821.

Pada tahun 1841M, pasukan Ottoman Mesir terpaksa mundur juga dari Hijaz karena menurunnya kekuasaan mereka sehingga wilayah itu dikendalikan bangsawan yang masih berafiliasi kepada Ottoman.

Namun konflik dan pertikaian justru meningkat antar para amir Dinasti Al-Saud. Kondisi itu dimanfaatkan salah satu klan yaitu dari Ibn Ar Rasyid untuk menguasai Najd dan Jazirah Arab.

Alhasil Dinasti Al-Saud yaitu Abdulrahman bin Faisal Al-Saud terpaksa meninggalkan negaranya pada tahun 1891. Dia mencari perlindungan dengan suku Badui Klan Ash Shabah di gurun pasir Arabia timur yang dikenal sebagai Rub’ Al-Khali, atau ‘Empty Quarter’ yang kini dikenal sebagai Kuwait.

Arab Saudi Modern
Setelah 11 tahun berlalu, Abdulaziz penerus Dinasti Al-Saud yang masih muda memiliki tekad merebut kembali tanah warisannya dari Klan Al-Rasyid.

Tahun 1902, Abdulaziz dengan 40 pengikutnya melakukan perjalanan ke Riyadh merebut kembali garnisun kota yang dikenal sebagai Benteng Masmak. Peristiwa ini menandai awal terbentuknya negara Arab Saudi modern.

Dari Riyadh, Abdulaziz yang mendapat dukungan Inggris kala itu secara perlahan merebut kembali wilayah yang pernah dikuasai klannya termasuk Hijaz, Makkah dan Madinah sebagai kota suci umat Islam.

Ia juga menyatukan suku-suku yang berbeda di wilayah kekuasaannya tersebut sehingga membentuk bangsa dan negara.

Pada 23 September 1932, Abdulaziz mengumumkan negara Islam bernama Kerajaan Arab Saudi dan Al-Qur’an sebagai konstitusinya. (Annisaa Rahmah)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini