MATA INDONESIA, LONDON – Orang jenius di dunia ini tak banyak. Apalagi berhasil memberi pengetahuan baru bagi banyak orang. Salah satunya adalah Sir William Jones.
Lahir pada tahun 1746. Selama hidupnya, William Jones adalah ahli matematika, bahasa, orientalis, dan juga ahli hukum. Bakatnya memang luar biasa. Belum dengan berbagai buku politik yang sempat meledak di zamannya.
Sejak kecil ia memang cerdas. Ayahnya adalah ahli matematika yang juga teman dari Isaac Newton. Sayang sekali ia meninggal saat Jones masih berumur 3 tahun tanpa sempat melihat kepintaran anaknya.
Bakatnya dalam bidang matematika semakin menonjol saat ia menempuh pendidikan di sekolah amal, yakni Llanfechell. Sekolah itu merupakan satu-satunya pendidikan formal yang ia jalani.
Sejak muda, Jones sudah menguasai berbagai skill linguistik dan bisa memahami enam bahasa. Seiring waktu, William Jones bisa memahami 28 bahasa yang ia pelajari sendiri.
Dia masuk Oxford saat berumur 22 tahun. Ia punya reputasi yang baik semasa sekolah dengan beasiswanya. Ia juga sempat menjadi tutor untuk Lord Althorp, anak Earl Spencer.
Dia lulus sebagai sarjana pada tahun 1768 dan sudah dapat gelar ‘orientalis’ sejak ia memulai perkuliahan. Salah satu karyanya yang terkenal adalah ‘Histoire de Nader Chah’, sebuah terjemahan dari bahasa Persia. Pekerjaan ini sebuah permintaan dari Raja Christian VII dari Denmark sendiri.
Sejak itu ia menjadi penerjemah dan ahli bahasa yang sangat piawai dalam pekerjaannya. Ia sempat merilis ‘A Grammar of the Persian Language’ pada tahun 1771. Buku ini menjadi buku grammar terbaik dan jadi acuan bagi para ahli lain.
Buku lainnya mungkin tidak semeledak buku sebelumnya, tapi ia tetap berhasil membuat reputasi yang baik.
Ia juga menulis tentang puisi, lho. Salah satu karyanya yang terkenal adalah ‘Poems, Consisting Chiefly of Translations From The Asiatick Languages’ pada tahun 1772. Isinya tentang bahasa dalam puisi klasik dengan tema Timur Tengah.
Lalu, ia berhasil lulus S3 tahun 1773. Dengan prestasinya, ia sempat mendapat undangan untuk melakukan orasi di kampusnya, tapi ia menolak. Pidato yang sudah ia siapkan tidak jadi ia bacakan walau akhurnya terbut dengan judul ‘An Oration Intended To Have Been Spoke In The Theatre At Oxford’.
Jones juga bergabung dengan kelompok sastra Dr. Samuel Johnson dengan berbagai figur terkenal lainnya, walau begitu, ia adalah orang yang rendah hati.
Setelah berbagai pencapaian tersebut, ia melanjutkan pendidikan hukum untuk menyokong keuangannya. Selama itu, Jones masih menerjemahkan berbagai hal. Ia juga bekerja sebagai pengacara untuk menghasilkan uang.
Dia bahkan sempat menangani kasus kebangkrutan yang menjadi topik bukunya yang lain: ‘Essay on the Law of Bailments’ pada tahun 1781.
Sejak kuliah hukum, Jones menjadi lebih politis. Ia ikut dalam berbagai kampanye dan menulis traktar tentang politik. Selama aktivitasnya, ia secara gamblang mengkritik keras perseteruan antara Inggris dan Amerika.
Tapi, berkecimpungnya Jones dalam membantu Revolusi Amerika, membuat ia pindah ke Kalcutta, India.
Temannya meminta ia bekerja di Mahkamah Agung untuk mendapatkan uang lebih banyak. Di india, Jones juga menikahi Anna Maria Shipley.
Selama menunggu pekerjaan, ia menerjemahkan 7 syair dalam bahasa Arab yang berjudul ‘The Moallakat (1782)’. Setelah itu barulah ia mendapatkan pekerjaan di Mahkamah Agung India. Meski sejumlah hakim menentang kehadiran Jones.
Untungnya, Jones seorang yang tidak mengecewakan. Ia bekerja dengan baik selama 11 tahun dan disebut ‘Sir William Jones’.
Pencapaiannya bertambah dengan organisasi yang ia bentuk. Namanya ‘Asiatic Society of Bengal’ pada tahun 1784. Ia mendirikan organisasi ini atas dasar cintanya kepada budaya India dan kebenciannya terhadap opresi yang ada.
Dengan koneksi dan pengaruh Jones, ia berhasil membuat bangsa barat lebih tertarik untuk mempelajari dunia Timur. Sama seperti Jones yang lagi-lagi menambah ilmunya dengan belajar Sansekerta untuk memahami Hindu dan Islam.
Penemuan besarnya lahir dari sini. Saat mempelajari bahasa tersebut, Jones menemukan kemiripan antara Sansekerta dengan bahasa Yunani dan Latin.
Dari situ, ia menarik kesimpulan bahwa bahasa-bahasa ini memiliki asal yang sama. Juga masih terikat dengan bahsa Gothic, Celtic, dan Persia.
Hal ini menjadi pengetahuan baru dan mempersatukan banyak budaya juga bahasa, bahkan agama. Waktu itu, Jones sudah seperti Galilleo dengan penemuan seperti ini. Pasalnya, bahkan orang India jadi lebih tertarik mempelajari budayanya sendiri.
Sayangnya, Jones meninggal karena penyakit liver. Perkiraan dokter hal ini disebabkan stress dan memaksakan diri untuk bekerja. Bahkan, saat sakit, ia masih menyelesaikan beberapa terjemahan.
Hanya saja, dari banyak tulisan yang ia kerjakan, Jones hanya sempat menerbitkan 1 hasil pekerjaannya.
Walau begitu, Jones tetap diingat orang dengan berbagai karya dan kepintarannya. Penemuan yang ia publikasikan, menjadi sebuah topik pembelajaran baru bagi banyak orang.
Penulis: Deandra Alika Hefandia