Pahami dengan Jelas, Sebelum Menjadi Vegetarian!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA  – Dalam dunia medis vegetarian dibagi menjadi beberapa klasifikasi, yaitu vegetarian pescaterian, vegetarian lacto/ovo, dan vegan.

Vegetarian pescaterian dan vegetarian lacto/ovo seperti diungkapkan ahli gizi, Emillia Achmadi, MS., RD, yang dilansir Nakita Channel bisa disebut sebagai yang disarankan.

Dalam kedua konsep vegetarian tersebut, mensyaratkan pemilihan menu vegetarian seimbang untuk dikonsumsi setiap hari.

Kedua konsep vegetarian tersebut tetap mengonsumsi daging, telur, ikan maupun keju tetapi porsinya jauh lebih sedikit dari porsi sayur dan buah.

Bagaimana dengan vegan? Apakah lebih baik atau lebih buruk bagi tubuh? Emillia Achmadi, MS., RD mengaku sangat khawatir dengan konsep vegan.

Sebab, vegan sama sekali tidak mengkonsumsi bahan makanan hewani serta turunannya seperti telur, keju maupun susu.

Faktanya kandungan protein dari sumber makanan nabati dan hewani memiliki kandungan dan kualitas berbeda untuk tubuh serta tidak bisa saling menggantikan satu sama lain. Dengan kata lain, tita tidak bisa bergantung dari satu jenis sumber makanan saja.

Pada dasarnya manusia adalah makhluk omnivora bukan karnivora atau herbivora. Artinya, tubuh kita memerlukan berbagai sumber makanan nabati dan hewani sekaligus untuk menunjang aktivitas sehari-hari seperti protein, zat besi dan sebagainya.

Mengkonsumsi daging-dagingan yang tergolong daging merah, sebenarnya tidak berbahaya jika porsi tidak berlebihan. Namun kita tidak bisa juga menghentikan mengonsumsi buah dan sayuran.

Kehilangan zat-zat penting yang biasa didapat dari hewan atau tumbuhan (sayur dan buah) dapat berdampak serius bagi keseimbangan dan fungsi kerja tubuh.

Jika kita hanya mengonsumsi salah satunya saja, arti hanya bahan makanan hewani atau nabati saja sejak kecil secara medis bisa mempengaruhi penurunan sistem kerja otak maupun tubuh.

Hal itu bisa mempengaruhi aktivitas harian mereka seperti belajar, bermain, beraktivitas lain serta bersosialisasi.

Jadi, sebagai manusia kita dapat memilih makanan apa saja untuk dikonsumsi, tetapi pilihlah yang sehat dengan gizi seimbang serta bersumber dari alam baik hewani maupun nabati.

Reporter: Budiyani Rahmawati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

A2RTU Gelar Expo Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Pendukung Ketahanan Pangan dan Net Zero Emission

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketahanan pangan menjadi isu yang masif didengungkan oleh pemerintah. Terlebih, saat ini Indonesia bersiap menyongsong Indonesia Emas 2045. Di sisi lain, dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang kini diubah menjadi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Tahun 2020-2024 menyebut bahwa pembangunan pangan di Indonesia masih menghadapi masalah. Utamanya, terkait dengan penyediaan (supply) pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini