Kunjungi Daerah Kumuh, Ekspresi Wajah Verrel Bramasta Jadi Sorotan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nama Verrel Bramasta ramai diperbincangan usai video dirinya mendatangi daerah kumuh beredar di media sosial.

Tempat kumuh itu diduga berada di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Saat melihat tanah yang lembek dan bau, Verrell tampak jijik.

Putra sulung Venna Melinda tersebut rupanya diminta membantu mengambil barang yang masih bisa digunakan atau makanan yang bisa dikonsumsi di sekitar lokasi tersebut.

“Ini yakin, Pak? Ini tanahnya aja udah lengket, lembek,” ujar Verrel saat sampai di lokasi.

Verrel Bramasta pun langsung menampakan ekspresi wajah jijik seolah ingin muntah saat menginjak lokasi tersebut.

Ia pun tampak jijik saat diminta memegang buah mangga yang diambil dari tanah becek di sekitar lokasi kumuh tersebut.

“Ini apa, Pak? Ini mangga? Ini udah kotor banget, Pak,” ucapnya.

Potongan video Verrell Bramasta tersebut pun menuai beragam komentar. Ada netizen yang nyinyir karena Verrell terbiasa hidup enak.

Ada pula netizen yang tidak menanggapinya dengan serius karena meyakini itu semua settingan acara TV.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by BERITA & INFO VIRAL (@lambegosiip)

“Kemayunya ngalah-ngalahin anak perawan paling bontot,” tulis netizen.

“Kalo gak tahan baunya ya mbok pakek masker gitu jangan buat orang tersinggung,” tambah netizen.

“Ini kan akting gak sih,” timpal netizen.

“Itu kan settingan paling ya neti nih,” sahut netizen.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini