Khadijah Omar, Penoreh Sejarah bagi Perempuan Berhijab di Dunia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nama Khadija Omar kini mendunia. Gadis berusia 20 tahun yang dibesarkan di kamp pengungsian Somalia itu berhasil mewakili negaranya ke ajang bergengsi, Miss World ke-70.

Dirinya membuat sejarah, tak hanya untuk negaranya Somalia, melainkan juga para perempuan berhijab di dunia. Sebab Khadija menjadi kontestan pertama dalam sejarah Miss World yang mengenakan hijab dan yang pertama mewakili Somalia untuk mengikuti kontes internasional ini.

Gadis berperawakan tinggi dengan senyum menawan dan mata berbinar ini mengaku terinspirasi dari sosok Halima Aden, seorang model Somalia, dalam kegiatannya di panggung global.

Cita-citanya untuk dapat mewakili suara perempuan Muslim berkulit hitam dalam majalah, acara televisi, dan film mulai terwujud, salah satunya melalui ajang Miss World.

Kekaguman Khadija tak hanya terpancar dari visualnya saja, ia adalah seorang penggerak dari kegiatan Beauty with Purpose yang bekerja sama dengan UNCHR serta Aksi Pemuda Somalia untuk menciptakan lapakan kerja. Kegiatan sosial lain, khususnya dalam dunia pendidikan yang target utamanya adalah perempuan serta anak-anak Somalia juga dijalaninya.

Selain disibukkan oleh kegiatannya di ajang Miss World, Khadija yang saat ini masih berstatus sebagai mahasiswa adalah seorang make up artist (MUA) dan YouTuber. Hal ini cukup sinkron dengan hobinya pada dunia kecantikan.

Khadijja juga aktif membagikan kegiatannya di akun media sosial Instagram pribadinya @Khadija.Omarr. Termasuk kegiatannya di karantina Miss World. Mampukah Khadija membawa pulang The Blue Crown?

Ketahui jawabannya saat malam puncak Miss World 2021 yang akan di gelar di Puerto Rico pada 17 Desember 2021.

 

Reporter: Sheila Permatasari

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

A2RTU Gelar Expo Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Pendukung Ketahanan Pangan dan Net Zero Emission

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketahanan pangan menjadi isu yang masif didengungkan oleh pemerintah. Terlebih, saat ini Indonesia bersiap menyongsong Indonesia Emas 2045. Di sisi lain, dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang kini diubah menjadi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Tahun 2020-2024 menyebut bahwa pembangunan pangan di Indonesia masih menghadapi masalah. Utamanya, terkait dengan penyediaan (supply) pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini