MINEWS.ID, JAKARTA – Di Indonesia penyakit jantung koroner sekarang tidak hanya menyerang orang lanjut usia.
Menurut laman halodoc, dari seluruh penduduk 12,1 persennya terserang jantung koroner. Kini sebagian besar penderitanya atau sekitar 40 persen adalah berusia kurang dari 44 tahun.
Gilanya lagi 22 persen penderitanya berusia antara 15 – 35 tahun. Mengapa bisa terjadi seperti itu?
Laman itu menunjukkan penyebab penyakit jantung koroner sekarang ini diklaim berasal dari pola hidup dan pola makan yang tidak sehat yaitu sering konsumsi makanan cepat saji, rokok dan alkohol.
Hal lain yang menjadi penyumbang terbesarnya adalah stres yang merupakan ciri masyarakat urban.
Ada beberapa tanda perkembangan penyakit jantung koroner yang dapat diwaspadai pada usia muda.
1.Arterosklerosis
Tanda orang muda yang terkena jantung koroner adalah Arterosklerosis. Arterosklerosis adalah kondisi ketika kadar kolesterol darah tidak terkendali, sehingga menimbulkan plak pada pembuluh darah.
Arterosklerosis sejak usia anak-anak adalah pemicu utama penyakit jantung dan stroke pada orang dewasa yang berusia 20-30 tahun. Faktor risiko seperti obesitas, gaya hidup yang tidak sehat dan hipertensi dapat mempercepat kerusakan pembuluh darah.
3.Hipertensi
Tanda lain yang harus diperhatikan agar masih muda tidak kena jantung koroner adalah tekanan darah tinggi (hipertensi). Itu adalah gangguan yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler.
Mendeteksi hipertensi di usia muda cenderung sulit dikarenakan pengaruh jenis kelamin, umur, dan tinggi badan. Tekanan darah sistolik normal pada usia remaja sekitar 95-140.
Seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darahnya secara konsisten melewati batas normal setelah tiga kali pengukuran pada waktu yang berbeda.
3.Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia atau tingginya kadar kolesterol dalam darah merupakan awal dari perkembangan penyakit jantung koroner. Terkadang tanpa sadar timbunan kolesterol itu sudah dimulai sejak masa anak-anak.
Peningkatan kadar kolesterol juga dapat dilihat sejak anak memasuki usia remaja (9-11 tahun) dan biasanya kembali naik pada usia remaja akhir (17-21 tahun).
Kadar kolesterol total (TC) yang aman pada anak sekitar kurang dari 170 mg/dL. Apabila kadar TC sekitar 170-199 mg/dL perlu dilakukan pemeriksaan ulang.
Sedangkan, jika kadar kolesterol total lebih dari 200 mg/dL maka diperlukan pemeriksaan lanjut dan konsumsi obat.
Namun semua itu bisa diatasi dengan mengubah pola makan dan aktivitas kita. Ditambah dengan pemberian suplemen hingga oba-obatan.
Perubahan pola makan dapat diawali dengan mengurangi konsumsi harian lemak, karbohidrat dan gula berlebih juga lebih banyak mengonsumsi protein ikan, sayur dan buah.
Setelah itu ditambah dengan olahraga teratur untuk menghilangkan lemak yang menumpuk di tubuh. Hal lain yang harus dilakukan adalah berhenti merokok. Kedua kebiasaan itu merupakan penyumbang penyakit jantung koroner.
Jadi, jantung koroner menyerang anak muda karena gaya hidup dan obesitas.