Sedih! Tangis Sang Adik Pecah di Samping Keranda Sapri, Netizen: Al Fatihah

Baca Juga

MATA INDOENSIA, JAKARTA – Komedian Sapri Pantun meninggal dunia usai dirawat intensif di ruang ICU akibat penyakit gula yang dideritanya. Kepergian komedian yang kerap beradu pantun itu membuat keluarga dan warganet terkejut.

Termasuk bagi sang adik, Dolly. Lewat video yang diunggah akun Instagram @sapri_pantun, terdengar tangis Dolly pecah disamping keranda Sapri yang berada di mobil ambulans.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by SapriPantun (@sapri_pantun)

“Dolly yang anter abang kerumah sakit. Dolly juga yang anter abang kerumah duka,” tulis Dolly dalam unggahan itu, Senin 10 Mei 2021 malam.

Dolly pun terdengar terisak sembari meminta maaf pada sang kakak yang telah pergi untuk selama-lamanya.

“Ya Allah, abang, maafin Dolly,” ucapnya.

Unggahan itu membuat warganet ikut sedih. Mereka dan sahabat selebritis Sapri pun ramai-ramai menyampaikan bela sungkawa dan doa agar Dolly bisa diberi ketabahan.

“Yang sabar ya dol. Bang Sapri udah gak ngerasain sakit lagi, bang Sapri udah tenang sekarang, Al Fatihah,” tuis Oppie Kumis.

“Allah memberikan tempat yg terbaik buat bang sapri amarhum yg ramah dan sgt baik… smoga diterima amal ibadahnya sama Allah amin yarobbal alamin,” kata Dewi Perssik.

“Innailahiwainnailahirojiun. Selamat jalan orang baik, semoga ditempatkan kepada orang” yang beriman,” kata akun widyarosaaa.

Sapri Pantun meninggal dunia pada Senin 10 Mei 2021 sore. Jenazah komedian ini langsung di bawa ke kediamannya di Cipulir, Jakarta Selatan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini