Viral Kematian Tragis Ibu dan Anak, Candaan Tentang Mati Bersama Akhirnya Jadi Kenyataan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebuah kisah kematian ibu dan anak asal Malaysia mendadak viral dan bikin netizen merinding. Berawal dari candaan ibu dan 4 anaknya tentang kematian, tak disangka menjadi kenyataan.

Ibu bernama Anni Kholilah Salim (42 tahun) itu dan dua anak perempuannya meninggal dunia usai mobil yang mereka tumpangi bertabrakan dengan mobil lain.

Anak sulung korban, Efa Susanti (29 tahun) bercerita, sehari sebelum kecelakaan yang menewaskan ibu dan 2 adiknya, mereka sempat bercanda tentang mati bersama.

“Terakhir kali saya mengobrol dengan ibu adalah malam minggu lalu,” kata Elva Susanti, dikutip dari laman Lobak Merah, Kamis, 3 September 2020.

“Saat itu adik bungsu (Nur Syafiqah) bercanda dengan adik nomor dua (Nurkhalisah). Katanya seandainya dia meninggal dunia bagaimana, karena dia yang selalu disuruh mengerjakan pekerjaan rumah,” lanjutnya.

“Setelah itu jika Kak Lisa (Nurkhalisah) meninggal dunia, bagaimana? Ibu bercanda jika si bungsu pergi nanti ibu akan meratapinya setiap hari. Bungsu juga bilang janganlah selalu marahi adik,” kata Elfa.

“Ibu ikut bercanda, kalau Ibu yang meninggal bagaimana? Waktu itu saya marah, kemudian saya bilang bagaimana kalau semuanya pergi sama-sama? Itulah obrolan terakhir kami dengan mereka,” ujarnya.

Kini, jenazah ibu dan 2 anak itu telah dikuburkan di pemakaman Masjid Jamek Batu 14 Puchong dalam satu liang lahat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini