Heboh Netizen Diciduk Polisi Gara-gara Posting Humor Gus Dur, Anita Wahid: Kalau Aku yang Unggah Bakal Diperiksa?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Seorang netizen bernama Ismail Ahmad tampaknya sedang bernasib kurang beruntung. Pasalnya, cuma gara-gara mem-posting humor Gus Dur di akun Facebook-nya, ia harus berurusan dengan polisi.

“Hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia: patung polisi, polisi tidur, dan Jenderal Hoegeng,” demikian bunyi kutipan humor tersebut, dikutip Kamis, 18 Juni 2020.

Unggahan humor tersebut rupanya dinilai menyinggung institusi kepolisian. Ismail pun dijemput polisi dan dimintai keterangan.

Untungnya, Ismail diperbolehkan pulang dan hanya dikenai wajib lapor setiap hari ke kantor polisi.

Meski begitu, kasus Ismail ini sudah kadung memancing reaksi panas netizen. Banyak netizen menyayangkan tindakan polisi yang menangkap Ismail hanya karena urusan sepele.

Bahkan putri Gus Dur, Anita Wahid pun ikut memberikan sindirannya lewat cuitan Twitter. Dalam akun Twitter-nya, Anita membagikan kutipan humor Gus Dur serupa dengan yang dibagikan Ismail. Ia juga berseloroh.

“Kalo aku unggah ini, aku bakal diperiksa nggak?” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Generasi Muda Harus Jaga Nilai Kemerdekaan di Tengah Gempuran Budaya Pop

Oleh: Aulia Sofyan Harahap )* Seluruh generasi muda Indonesia harus terus menjaga nilai kemerdekaan meski di tengah adanya berbagai macam gempuran budaya pop, termasuk yang sedangmenjadi tren belakangan ini yakni anime One Piece. Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, ruang digital terus ramai memperbincangkan adanya fenomena pengibaran bendera bajak lautdari serial anime One Piece.  Simbol tengkorak dengan topi jerami itu muncul di sejumlah lokasi, yang kemudianmenyulut pro dan kontra di tengah masyarakat. Sebagian menganggapnya sebagaibentuk ekspresi semata, namun sebagian lainnya justru menilai bahwa pengibaranbendera One Piece itu sebagai salah satu bentuk upaya provokasi yang berpotensimengaburkan nilai-nilai sakral kemerdekaan. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Ahmad Muzani merespons seluruh haltersebut dengan pandangan yang lebih moderat. Ia memandang bahwa tindakantersebut sebagai ekspresi kreatif dari masyarakat, terutama pada para generasimuda yang tengah hidup dalam era digital dan budaya global.  Meski begitu, ia tetap menegaskan bahwa sejatinya semangat kebangsaan yang dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia tidak akan pernah tergantikan oleh apapun bahkan termasuk keberadaan budaya pop sekalipun. Muzani meyakinibahwa di balik simbol asing yang diangkat tersebut, seluruh masyarakat sejatinyatetap menyimpan Merah Putih dalam lubuk hati mereka. Senada dengan hal itu, politikus Andi Arief memandang bahwa pengibaran benderatersebut memang bukan sebagai bentuk pemberontakan, melainkan sebagai simbolharapan. Ia membaca tindakan itu sebagai protes yang muncul dari keresahan, namun tetap mengandung semangat untuk membangun Indonesia tercinta. Bagi sebagian kalangan, ekspresi semacam itu bukan berarti meninggalkan kecintaanpada tanah air, tetapi justru sebagai bentuk pencarian atas harapan yang lebih baikbagi bangsa. Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli...
- Advertisement -

Baca berita yang ini