MATA INDONESIA, JAKARTA – Wajah Banyuwangi yang sekarang dikenal dengan “Smart Kampung” maupun festivalnya tidak terlepas dari tangan Abdullah Azwar Anas yang dikabarkan segera dilantik menjadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), 7 September 2022.
Butuh waktu 10 tahun bagi Azwar Anas mengubah citra Banyuwangi yang sebelumnya dikenal dengan “kota santet” merujuk peristiwa berdarah 1998.
Saat itu, banyak orang yang dituduh sebagai dukun santet dibantai orang tak dikenal sehingga suasana suram melekat di kabupaten paling timur Pulau Jawa tersebut.
Maka, bukan perkara mudah saat Azwar Anas pertama kali menjabat bupati di sana, terlalu banyak keterbatasan.
Hal tersebut antara lain minimnya keuangan daerah Banyuwangi dan sumber daya manusia, serta kewenangan yang tidak dimiliki daerah.
Karena itu, Azwar Anas berfokus pada pengembangan pariwisata kota melalui program Banyuwangi Festival.
Berbagai sektor kehidupan masyarakat Banyuwangi didorong agar berkembang pesat dengan dimasukkan kalender “Banyuwangi Festival” yang berlangsung mulai Februari hingga Desember setiap tahunnya.
“Kita siapkan program yang valuenya cepat dirasakan masyarakat, sehingga terpilihlah program Banyuwangi Festival. Dari sini warga Banyuwangi tidak perlu menunggu lama untuk menikmati hasil kerja sama sinergi Pemkab Banyuwangi dengan seluruh elemen daerah,” ujar Azwar Anas dalam suatu kesempatan.
Hadirnya Banyuwangi Festival benar-benar membawa dampak positif bagi masyarakat.
Dengan hadirnya 12 festival pada 2012 itulah, cap “kota santet” digeser dengan julukan baru, “kota festival.”
Saat ini, program tersebut bisa menghasilkan 123 festival sepanjang tahun dan berdasarkan data 2019 pendapatan per kapita masyarakat negeri Blambangan itu bisa melampaui Jember, Lumajang, Situbondo, hingga Bondowoso, serta daerah tetangga lainnya.
Selain festival, Azwar Anas juga dikenal mengubah Banyuwangi melalui program “smart kampung.”
Hal itu dilakukan karena minimnya SDM yang mumpuni di lembaga tingkat kampung hingga kecamatan.
Maka, Azwar Anas memanfaatkan jaringan internet untuk menghubungkan antarkelurahan, dan kecamatan sehingga cepat mengambil keputusan.
Selain itu masih banyak lagi terobosan yang dilakukannya untuk mengubah citra suram Banyuwangi termasuk pelarangan pasar modern di Banyuwangi serta memperjuangkan saham rakyat di sektor pertambangan.
Sayang namanya sedikit tercemar karena foto dugaan selingkuh yang disebarkan saat Azwar Anas akan mencalonkan diri sebagai kandidat Gubernur Jawa Timur empat tahun lalu.
Meski sudah memberi klarifikasi dan membantahnya, namun, Azwar memilih mundur dari pencalonan tersebut.
Kini, mantan anggota legislatif termuda di akhir 1990 -an itu akan mengurusi aparatur sipil negara seluruh Indonesia.