MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Sekitar 1.000 pengunjuk rasa berkumpul di luar kediaman resmi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di Yerussalem, Sabtu (27/11) waktu setempat. Para pengunjuk rasa menuntut Netanyahu mengundurkan diri dari jabatannya.
Aksi ini sejatinya telah berlangsung selama berbulan-bulan. Akan tetapi, Netanyahu yang juga merupakan Ketua Partai Likud itu tetap tak bergeming, bahkan sekadar memberi respons.
Sejumlah kelompok mengadakan protes mingguan, meminta Netanyahu mundur dan diadili atas tuduhan korupsi. Selain itu juga karena penanganannya terhadap virus corona di Israel.
Sejauh ini, Israel telah memberlakukan dua kali lockdown. Di sisi lain kebijakan ini berimbas pada sektor ekonomi mereka, di mana ratusan orang Israel tak lagi memiliki mata pencaharian.
Melansir English Al Arabiya, Minggu, 29 November 2020, mayoritas pengunjuk rasa merupakan warga Israel yang kehilangan pekerjaan. Setelah enam bulan melakukan demonstrasi dan dengan cuaca dingin, jumlah demonstran pun mulai berkurang.
Meski demikian, para pengunjuk rasa yang tersisa tetap bersemangat dan vokal meneriakkan tuntutan mereka. Kendati tak mematuhi aturan jaga jarak, setidaknya para pengunjuk rasa tetap mengenakan masker.
Para pengunjuk rasa memegang bendera Israel dan bendera berwarna merah jambu –yang merupakan simbol dari gerakan protes. Beberapa orang lainnya terlihat mengangkat model kapal selam –merujuk pada skandal pembelian kapal selam dari Jerman, di mana beberapa rekan Netanyahu turut terlibat.