Pembantaian Sadis! Enam Wanita dan 8 Anak-anak Papua Nugini Mati Tercincang

Baca Juga

MINEWS, PAPUA NUGINI – Aksi pembantaian terjadi di dataran tinggi Papua Nugini. Tercatat 24 orang tewas akibat pertempuran suku tersebut.

Yang memilukan, peristiwa yang terjadi selama tiga hari di Provinsi Hela itu, mengakibatkan dua wanita hamil serta janin yang belum lahir turut menjadi korban tewas. Seperti dalam serangan di Karida, para pelaku mencincang hingga mati enam wanita, delapan anak-anak selama 30 menit.

Petugas kesehatan setempat, Pills Kolo mengatakan sulit untuk mengenali beberapa bagian tubuh dan memposting gambar jenazah yang dibundel bersama-sama menggunakan kelambu sebagai kantong mayat sementara.

Tidak jelas apa yang memicu serangan itu, tetapi banyak perkelahian dipicu oleh persaingan lama yang didorong oleh pemerkosaan atau pencurian, atau perselisihan tentang batas-batas suku.

Di provinsi Enga di dekatnya, gelombang kekerasan yang serupa mendorong pembentukan garnisun militer darurat dan pengerahan sekitar 100 tentara pemerintah di bawah komando seorang mayor yang dilatih Sandhurst.

Peristiwa ini mendorong Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape bersumpah untuk membalas dendam pembunuhan brutal tersebut. “Hari ini adalah salah satu hari tersedih dalam hidup saya,” katanya seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu 10 Juli 2019.

Ia pun berjanji akan menyebarkan lebih banyak pasukan keamanan dan memperingatkan para pelaku dengan mengatakan waktu Anda habis.

“Penjahat penjahat bersenjata, waktumu sudah habis. Belajarlah dari apa yang akan kulakukan untuk para penjahat yang membunuh orang yang tidak bersalah, aku tidak takut untuk menggunakan tindakan terkuat dalam hukum untukmu, yakni hukuman mati,” ujarnya.

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini