Merauke Semakin Terang dengan Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemerintah lewat Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana meningkatkan kapasitas pembangkit listrik ramah lingkungan berbasis biomassa di Kabupaten Merauke, Papua. Peningkatan kapasitas listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) tersebut akan dituangkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2021-2030.

Saat ini pasokan listrik berbasis energi terbarukan dipasok oleh PT Merauke Narada Energi milik PT Medco Energi sebagai Pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) dengan kapasitas 3,5 mega watt (MW) di Wapeko, Kabupaten Merauke.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, dalam RUPTL tersebut kapasitas PLTBm akan dinaikan kapasitasnya menjadi 10 MW, mengingat potensi yang dimiliki masih memungkinkan untuk ditingkatkan kapasitasnya.

“Terkait dengan yang tadi disampaikan masih ada potensi 50 MW, kami sudah coba untuk berikutnya ditingkatkan menjadi 10 MW itu sudah kami alokasikan, kita akan melihat nanti Merauke bisa 50 persen listriknya berbasis EBT,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat 13 Agustus 2021.

Menurut Dadan, pembangkit listrik biomassa yang dikembangkan PT Medco memanfaatkan sumber daya setempat dan diklaim sudah sangat tepat untuk Papua. Ini juga dapat dikembangkan di wilayah lain yang kondisinya serupa dengan Papua. Pengembangan pembangkit listrik biomassa ini tidak akan bisa berhasil jika tidak melibatkan masyarakat setempat.

Mengingat PLTBm memakai bahan baku kayu, maka Dadan berpesan agar kelestarian hutan di Merauke harus tetap terjaga. “Jadi pohon-pohonnya jangan sampai berkurang. Program ini program yang berkelanjutan, jadi hutannya minimal harus sama dengan yang ada sekarang,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Operasi Medco Energi Budi Basuki mengungkapkan beroperasinya pembangkit listrik biomassa ini menjadi bukti kerja sama yang baik antara pengembang listrik swasta dan pemerintah.

“Kami dengan penuh rasa bangga dan bahagia menyampaikan bahwa kami telah berhasil membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik biomassa di Wapeko, Kabupaten Merauke, Papua dengan kapasitas 3,5 MW,” katanya.

Menurut dia, pembangkit ini merupakan pembangkit Independent Power Producer (IPP) pertama dengan energi baru terbarukan yang ada di Pulau Papua. “Ini menunjukkan keberhasilan public private partnership antara PT PLN bersama Medco dengan dukungan pendanaan BPDLH dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI)” ujarnya.

Pemanfaatan energi terbarukan melalui biomassa dari hutan tanaman industri merupakan energi hijau yang berkelanjutan dan dapat memberikan sumbangan pengurangan emisi yang besar karena yang sifatnya karbon netral.

Pembangkit listrik biomassa juga telah terbukti dapat mengurangi biaya pembangkitan dan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) serta menggunakan sumber daya lokal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Tegaskan Bansos Harus Bermanfaat, Bukan Alat Judi Daring

Oleh : Wiliam Pratama Bantuan sosial (bansos) yang disalurkan oleh pemerintah merupakan bentuk nyata kepeduliannegara terhadap masyarakat yang terdampak situasi ekonomi. Di tengah tekanan daya beliakibat fluktuasi harga kebutuhan pokok, bansos menjadi instrumen penting untuk menjagastabilitas sosial, membantu keluarga kurang mampu memenuhi kebutuhan dasar, sertamenjadi penguat daya tahan rumah tangga. Namun di balik niat baik itu, terdapat tantanganserius: penyalahgunaan bansos untuk praktik Judi Daring yang merusak sendi ekonomi dan moral masyarakat. Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, secara tegas mengingatkan masyarakatpenerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) agar tidak menyalahgunakan dana bantuan untukaktivitas yang kontraproduktif. Dalam kunjungannya ke Kota Pekanbaru, Wapres meninjaulangsung proses penyaluran BSU yang diberikan kepada pekerja sektor informal dan buruhterdampak ekonomi. Ia menekankan bahwa bansos ini bukan untuk dibelanjakan pada kegiatan spekulatif seperti Judi Daring, tetapi harus digunakan untuk memenuhi kebutuhanpokok dan memperkuat ekonomi keluarga. Peringatan Wapres Gibran bukan tanpa dasar. Praktik Judi Daring saat ini telah menjangkitiberbagai lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada dalam tekanan ekonomi. Dengandalih “mencari keberuntungan,” sebagian masyarakat justru terjebak dalam pusaran hutangdan ketergantungan. Hal ini sangat ironis, karena dana yang disediakan negara sebagaipenopang hidup justru berpotensi menjadi jalan kehancuran jika tidak digunakan secara bijak. Hal senada juga ditegaskan oleh Gubernur Jawa...
- Advertisement -

Baca berita yang ini