Menikah dengan Sang Kekasih, Putri Mako Lepas Status Bangsawan

Baca Juga

MATA INDONESIA, TOKYO – Sejak mengumumkan pertunangan tahun 2017, Putri Mako asal Jepang dan tunangannya, Kei Komuro akhirnya resmi menikah. Sebelumnya, pasangan ini sempat dirundung prahara terkait kondisi keuangan keluarga Komuro.

Hubungan asmara keduanya juga sempat terhalang status sosial. Di mana Putri Mako merupakan anggota kerajaan, yakni putri sulung dari Pangeran Akishino, sementara Komuro hanyalah seorang pria biasa dan bukan dari golongan bangsawan.

Namun, cinta yang kuat dan tulus membawa perjalanan asmara mereka berakhir di pelaminan. Padahal, dalam tradisi keluarga kekaisaran Jepang, perempuan yang menikah dengan rakyat jelata akan kehilangan gelar kebangsawanan mereka.

Tapi untuk pertama kalinya dalam sejarah Jepang pascaperang, pernikahan itu didaftarkan tanpa ritual tradisional. Putri Mako juga menolak pembayaran besar yang biasanya ditawarkan kepada perempuan kerajaan pada saat keberangkatan mereka.

Tayangan TV menunjukkan Mako meninggalkan Kediaman Kekaisaran Akasaka dan mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya, membungkuk kepada orang tuanya dan pers, dan memeluk saudara perempuannya, melansir France24, Selasa, 26 Oktober 2021.

Bangsawan Jepang memegang standar yang ketat, dan Badan Rumah Tangga Kekaisaran baru-baru ini mengatakan bahwa Putri Mako sempat mengalami gangguan stres pasca-trauma yang kompleks karena perhatian media.

Pasangan itu menunda pernikahan mereka dan Komuro pindah ke New York untuk sekolah hukum tahun 2018, sebuah langkah yang dilihat sebagai upaya untuk meredakan perhatian negatif tentang hubungan keduanya.

Proses pernikahan Putri Mako dan Komuro yang sederhana sangat kontras dengan prosesi pernikahan Ayako – putri bungsu dari sepupu mendiang mantan Kaisar Akihito. Di mana pada pernikahannya tahun 2018, Ayako mengenakan kimono berwarna merah khas bangsawan perempuan Jepang dan rambut yang ditata dengan gaya tradisional.

Tetapi untuk Putri Mako dan Kei, upacara pernikahan, jamuan resepsi, dan ritual lainnya tidak akan diadakan, dan pembayaran sekaligus tidak akan diberikan, Badan Rumah Tangga Kekaisaran mengatakan bulan ini, merujuk pada hadiah konvensional yang dilaporkan bernilai hingga 153 juta yen atau sekitar 19 miliar Rupiah.

Pasangan itu dikatakan berencana pindah ke Amerika Serikat setelah pernikahan, menarik perbandingan yang tak terhindarkan dengan pasangan kerajaan lain yang telah menghadapi serangan media, yakni Pangeran Harry dan Meghan Markle dari Inggris.

Tidak jelas apakah Mako akan bekerja di sana, tetapi dia memenuhi syarat. Pasalnya, sang putri belajar seni dan warisan budaya di Universitas Kristen Internasional Tokyo, di mana dia bertemu Komuro, satu tahun di Universitas Edinburgh, dan memegang gelar Master dalam Studi Museum dari Universitas Leicester di Inggris.

Ada beberapa perdebatan tentang perubahan aturan dan panel pemerintah pada Juli menyusun catatan tentang masalah ini termasuk proposal agar perempuan kerajaan tetap tinggal di keluarga, bahkan setelah menikah.

Namun, perubahan apa pun pada sistem kemungkinan akan berlangsung lama, dengan kelompok garis keras dan tradisionalis menentang keras langkah apa pun untuk membiarkan perempuan memerintah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Di Era Pemerintahan Presiden Prabowo, Korban Judol Diberikan Perawatan Intensif di RSCM

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat mengumumankan adanya inisiatif baru dalam upaya menangani dampak sosial dan psikologis...
- Advertisement -

Baca berita yang ini