MATA INDONESIA, MOSKOW – Presiden Rusia, Vladimir Putin memerintahkan pasukan Rusia – termasuk unit yang mencakup senjata nuklir, dalam siaga tinggi menyusul ketegangan dengan Barat invasi Moskow ke Ukraina.
Langkah ini merupakan respons atas pernyataan agresif yang dilontarkan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan sanksi ekonomi terhadap Rusia.
Pada pertemuan dengan para pejabat tinggi, Presiden Putin juga memerintahkan menteri pertahanan dan kepala staf umum militer untuk menempatkan pasukan pencegah nuklir dalam tugas tempur rezim khusus.
Perintah tersebut menimbulkan ancaman baru bahwa ketegangan dapat mengarah pada penggunaan senjata nuklir.
Sebelumnya, Kremlin mengatakan telah berhasil meluncurkan uji coba rudal hipersonik dan jelajah di target laut dan darat. Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, sekutu Putin, juga mengawasi latihan militer tersebut.
“Ini tentu eskalasi. Latihan nuklir terakhir terjadi pada 19 Februari, ketika Putin menggelar latihan yang sangat besar di seluruh Rusia untuk menguji program nuklir negara itu dan kesiapannya,” tutur koresponden Al Jazeera Moskow, Dorsa Jabbari.
“Tampaknya ini adalah langkah lain dari Presiden Vladimir Putin untuk menunjukkan bahwa dia masih sangat kuat,” sambungnya, melansir Al Jazeera.