MATA INDONESIA, NAYPYIDAW – Sebanyak lima orang di Myanmar dilaporkan tewas dalam ledakan yang diduga berasal dari parsel. Salah satu korban diidentifikasi sebagai anggota dari parlemen yang digulingkan dan tiga lainnya merupakan petugas kepolisian yang telah bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil yang menentang junta.
Sejak pemerintah terpilih yang dipimpin oleh peraih Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi digulingkan dalam kudeta awal Februari, kekacauan di Myanmar kian tak terkendali. Tembakan, bom, dan korban meninggal mewarnai hati-hari di negara anggota ASEAN tersebut.
Ledakan terbaru terjadi di sebuah desa di bagian tengah selatan Myanmar di Bago Barat, terjadi sekitar pukul 5 sore waktu setempat, pada Senin (3/5), portal berita Myanmar Now melaporkan.
Sebanyak tiga ledakan dipicu ketika satu bom parsel meledak di sebuah rumah di desa itu, menewaskan seorang anggota parlemen dari partai Liga Nasional Demokrasi (NLD) Suu Kyi, serta tiga petugas polisi dan seorang penduduk, kata laporan itu.
Petugas polisi lain yang terlibat dalam gerakan pembangkangan sipil juga terluka parah, kata penduduk tersebut. Dia telah dirawat di rumah sakit dan menerima perawatan, katanya.
Kekerasan telah meningkat sejak kudeta, dengan ratusan dilaporkan dibunuh oleh pasukan keamanan, mencoba memadamkan protes pro-demokrasi di kota-kota dan pedesaan. Milisi etnis juga mendukung oposisi melawan pemerintahan junta militer Myanmar.
Melansir Reuters, Selasa, 4 Mei 2021, Tentara Kemerdekaan Kachin, sebuah kelompok pemberontak etnis, mengatakan telah menembak jatuh sebuah helikopter militer saat pertempuran di wilayah perbatasan utara dan timur negara itu meningkat.
Kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) melaporkan pasukan keamanan telah menewaskan sedikitnya 766 warga sipil sejak kudeta dan menahan ribuan orang, termasuk di antaranya artis, influencer, hingga wartawan.
Sejumlah demonstran mengatakan, banyak para aktivis yang terluka karena serangan aparat keamanan. Akan tetapi, para demonstran yang terluka itu tak dibawa ke rumah sakit maupun posko pengobatan.
Situasi yang kian mencekam juga membuat ribuan penduduk desa etnis Karen di Myanmar siap melarikan diri ke Thailand. Untuk diketahui, Pasukan Karen dan tentara Myanmar bentrok di dekat perbatasan Thailand dalam beberapa pekan sejak junta militer menggulingkan pemerintah terpilih.