Libur Natal dan Tahun Baru Sudah 64,13 Persen Tiket Kereta Api Ludes Terjual

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sejak 19 Desember 2019, sudah 64,13 persen tiket kereta api ludes terjual. PT Kereta Api Indonesia (KAI) menetapkan masa angkutan Natal dan Tahun baru 19 Desember – 5 Januari.

Sebelumnya, PT. KAI memprediksi akan terjadi kenaikan jumlah penumpang kereta api sebesar 7 persen pada masa musim liburan akhir tahun ini. Maka, perusahaan BUMN tersebut menaikkan pula jumlah ketersediaan bangku sebesar 8 persen, yaitu dari 784.014 bangku di tahun 2017 menjadi 847.586 bangku pada tahun ini.

Jumlah tersebut tersebar di tiga stasiun keberangkatan di Jakarta, yaitu Stasiun Gambir (396.774 bangku), Stasiun Pasar Senen (411.932 bangku), dan Jakarta Kota (38.880 bangku).

Berdasarkan keterangan Senior Manager Humas PT KAI Daop I Eva Chairunnisa, sudah 52,09 persen tiket yang terjual di Stasiun Gambir dan 75,73 persen tiket yang terjual di Stasiun Pasar Senen. Sehingga ketersediaan bangku yang tersisa di Stasiun Gambir tinggal sebesar 47.91% atau 190.091 bangku, sedangkan di Stasiun Pasar Senen sebesar 24,27% atau 99.969 bangku.

Sejak tanggal 19 Desember 2019, PT. KAI juga sudah memberangkatkan sebanyak 102.205 penumpang dari Stasiun Gambir dan 109.831 penumpang dari Stasiun Pasar Senen.

Sementara jumlah kedatangan di kedua stasiun tersebut jauh lebih sedikit dari jumlah penumpang kedatangan hingga 23 Desember 2019.(Mariske)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Mengapresiasi Upaya Terpadu Lembaga Negara Berantas Judi Daring

Oleh : Andika Pratama Maraknya praktik judi daring di Indonesia tidak hanya menjadi persoalan moral dan sosial, tetapitelah menjelma menjadi ancaman serius terhadap ketahanan ekonomi dan keamanan digital nasional. Modus operandi yang semakin canggih, jaringan lintas negara, hingga keterlibatanakun bank dan dompet digital membuat praktik ini tak lagi bisa ditanggulangi oleh satu lembagasecara terpisah. Dalam konteks inilah pentingnya kolaborasi lintas lembaga untuk menanganijudi daring dengan pendekatan yang sistemik dan menyeluruh. Penindakan terhadap judi daring tidak bisa dilakukan secara sporadis atau parsial. KepalaEksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae menegaskanbahwa pendekatan yang diperlukan harus menyentuh semua sisi: dari pencegahan, edukasi, deteksi, hingga penindakan. Tidak cukup hanya mengandalkan kerja sama bilateral seperti antaraOJK dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), melainkan diperlukan sinergi kolektifyang melibatkan seluruh komponen pengawasan dan penegakan hukum negara. Upaya pemblokiran rekening terindikasi judi daring adalah langkah penting yang telah dilakukanOJK bersama perbankan. Berdasarkan data Komdigi, sekitar 17 ribu rekening telah diblokirkarena dicurigai terkait dengan transaksi judi daring. Namun, kerja teknis ini hanya akan efektifbila didukung oleh sistem identifikasi yang kuat. Penggunaan parameter dalam mendeteksiaktivitas mencurigakan, analisis nasabah, hingga pengawasan terhadap rekening dormant menjadi bagian dari sistem pengawasan keuangan yang tengah diperkuat. Selain itu, pendekatan sistemik juga menyentuh aspek regulasi. Masih terdapat celah atauloophole dalam sistem keuangan yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku judi daring. Maka dari itu, pertemuan intensif antara OJK dan direktur kepatuhan dari berbagai bank menjadi krusial untukmenyusun formulasi regulasi yang lebih ideal. Tujuannya adalah menyempurnakan mekanismeidentifikasi rekening mencurigakan serta memperkuat langkah enhanced...
- Advertisement -

Baca berita yang ini