MATA INDONESIA, JAKARTA – Rektor Universitas Indonesia, Ari Kuncoro menegaskan bahwa pembentukan holding BUMN ultra mikro tidak boleh dilewatkan, khususnya di tengah pandemi virus corona.
Menurutnya, masa pemulihan ini akan menentukan seberapa kuat dan cepat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebagaimana diketahui, keberadaan holding BUMN ultra mikro dibutuhkan untuk mengintervensi kebijakan dan program pemberdayaan yang sudah berjalan agar lebih optimal.
“UMKM ini mempertahankan keadaan minimum perekonomian, sehingga saat mau start kembali tidak harus dari nol. Ini harus segera (pembentukan holding BUMN ultra mikro), karena kalau dilihat situasi ini adalah kesempatan bagi Indonesia untuk bisa memperbaiki struktur industri dalam negeri,” tutur Ari Kuncoro, Jumat, 7 Mei 2021.
“Fungsi UMKM yang masih berputar sekarang bisa menentukan apakah nanti kita sukses dengan pemulihan, atau pemulihan hanya berakibat banjir barang impor,” sambungnya.
Selain itu, menurutnya, pembentukan holding BUMN ultra mikro dibutuhkan untuk mensinergikan tiga perusahaan, di antaranya: PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).
“Jadi istilah holding lebih mirip suatu penyamaan pandangan strategis untuk nanti pengelola-pengelola di bawahnya. Nanti sebagai perusahaan ada strateginya lagi dan pengelolaannya diserahkan kepada masing-masing entitas,” ujarnya.
Ari menambahkan, holding BUMN ultra mikro dapat berperan sebagai entitas yang membantu menurunkan biaya transaksi para pelaku UMKM. Keberadaan holding diharapkan mampu mendorong pelaku UMKM mendapat pasar dan peluang pemasaran yang lebih luas dibanding sebelumnya.
“Jadi marketplace lebih mudah diorganisasikan jika ada holding. Holding juga bisa jadi intervensi, misal UMKM kok semua (ada di sektor) kuliner tidak ada penginapan? Maka mulai buka jalur misal mendorong UMKM buka penginapan di kampung gudeg,” tuntasnya.