MINEWS.ID, JAKARTA – Gempa yang mengguncang Bali dan sekitarnya kemarin berpusat di bagian selatan pulau tersebut. Pada 13 tahun lalu Pulau Jawa juga penah diguncang gempa lebih besar, 6,8 pada skala richter, yang berpusat di bagian selatannya dan memiliki guncangan dahsyat serta mengakibatkan tsunami.
Tsunami yang disebabkan gempa pada 15.19 WIB tersebut mengakibatkan gelombang tsunami setinggi 5 meter dan menghancurkan rumah-rumah di pesisir selatan Jawa dan menewaskan 668 orang.
Menurut USGS atau Badan Survey Amerika Serikat guncangan gempa itu bisa dirasakan warga yang bermukim di seluruh Pulau Jawa.
Namun guncangan paling kuat dirasakan di pesisir selatan Jawa Barat dan Jawa Tengah seperti Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cianjur selatan dan Kabupaten Cilacap berupa guncangan IV-V MMI.
Kemudian III-IV MMI di Kota Bandung, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Kebumen, Banten, Jakarta, Yogyakarta daan II-III MMI di Jawa Timur. Di Jakarta, guncangan berlangsung selama lebih dari satu menit dan membuat gedung-gedung tinggi bergoyang-goyang.
Dengan memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrum gempa bumi, tampak bahwa gempa bumi terjadi di zona subduksi dipicu pergerakan vertikal (dip-slip) kerak bumi pada dua lempeng benua Indo-Australia dan Eurasia pada kedalaman kurang dari 30 km.
Ada pun tsunami bergulung-gulung ke daratan sekitar 15-20 menit setelah gempa. Sebelum gelombang tiba di pantai, warga sekitar melihat air laut surut dua sampai tiga kali.
Hal itu sangat mengagetkan warga sekitar karena mereka tidak merasakan guncangan gempa yang dahsyat.
Berdasarkan penelitian, gelombang tsunami itu setinggi 4,8 meter dan meluncur ke daratan sejauh 500 meter.