Ekonom: Tahun Ini Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Pulih, Ekspor Mulai Mengeliat

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Hasil kajian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menyatakan, meski dampak krisis covid-19 masih terus berlanjut, namun pertumbuhan ekonomi RI diperkirakan pulih secara bertahap di tahun ini.

Ekonom Makro ekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan, pertumbuhan itu didukung oleh serangkaian kebijakan yang substansial untuk meningkatkan kepercayaan rumah tangga dan bisnis serta pemberian bantuan sosial yang memadai dan peluncuran vaksin untuk mengurangi tingkat penyebaran infeksi.

“Saat ini merupakan waktu yang tepat bagi Sovereign Wealth Fund atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) untuk mendorong investasi asing substansial agar masuk ke Indonesia,” ujarnya.

Lembaga ini kata dia, dapat menciptakan lebih banyak peluang kerja dengan tujuan menyeluruh untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

Namun, di tengah ketidakpastian yang masih terus membayangi akibat meningkatnya kasus covid-19, pemulihan ekonomi mungkin terhambat oleh penerapan kembali pembatasan mobilitas masyarakat.

Hal itu, ditambah juga dengan lambatnya ketersediaan vaksin yang akan menurunkan kepercayaan konsumen dan pelaku usaha serta menunda aktivitas ekonomi lebih lama dari yang diharapkan.

Oleh karena itu, untuk menjaga agar roda kegiatan ekonomi tetap berputar, caranya dengan memberikan stimulus cakupan yang lebih luas dan perbaikan target kepada rumah tangga dan pelaku usaha yang rentan serta mempersiapkan pengadaan serta distribusi vaksin yang efektif.

“Hal itu merupakan pendorong dan kunci utama untuk percepatan pemulihan,” katanya.

Di sisi lain, Riefky memandang pertumbuhan ekonomi RI relatif lebih baik dan perlahan pulih pada kuartal IV-2020 yang tercatat sebesar minus 2,19 persen (yoy), meningkat dari kuartal III-2020 sebesar minus 3,49 persen (yoy).

Ini berkat stimulus pemerintah dan pembukaan kembali aktivitas ekonomi domestik dan global secara bertahap.

Peningkatan tersebut terlihat di hampir semua komponen permintaan domestik dan kegiatan usaha.

Laju kontraksi rumah tangga melambat menjadi minus 3,61 persen (yoy) dari minus 4,05 persen (yoy) di kuartal sebelumnya, membuat konsumsi rumah tangga secara keseluruhan mengalami kontraksi sebesar minus 2,63 persen (yoy) sejalan dengan perbaikan mobilitas masyarakat dan peningkatan pengeluaran.

Sedikit pemulihan juga terlihat pada investasi dari pertumbuhannya sebesar minus 6,48 persen (yoy) pada kuartal sebelumnya menjadi minus 6,15 persen(yoy) di kuartal IV-2020, sehingga secara keseluruhan untuk tahun 2020 tumbuh sebesar minus 4,95 persen (yoy).

Konsumsi pemerintah tumbuh positif pada 2020 sebesar 1,94 persen (yoy) dibantu oleh realisasi stimulus, terutama berupa bantuan sosial, kesehatan, dan dukungan bagi dunia usaha serta Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD).

“Sementara itu, ekspor neto tercatat positif didukung oleh membaiknya ekspor sejalan dengan membaiknya kegiatan ekonomi di beberapa negara tujuan ekspor di tengah penurunan impor yang cukup signifikan,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini