Dihantam Badai Kritik, McDonald’s Akhirnya Tutup Lebih dari 800 Gerai di Rusia

Baca Juga

MATA INDONESIA, MOSKOW Perusahaan makanan cepat saji asal Amerika Serikat (AS), McDonald’s akhirnya menutup sementara semua– lebih dari 800, restorannya di Rusia. Keputusan ini diambil setelah McDonald’s dihantam badai kritik di media sosial

Dalam sebuah surat terbuka, CEO McDonald’s, Chris Kempczinski menulis bahwa konflik di Ukraina telah menyebabkan penderitaan yang tak terkatakan bagi orang-orang yang tidak bersalah dan bahwa perusahaan mengutuk agresi dan kekerasan.

“McDonald’s memutuskan untuk menutup sementara semua restoran kami di Rusia dan menghentikan sementara semua operasi di pasar,” tulis Kempczinski, melansir Fortune, Rabu, 9 Maret 2022.

“Kami memahami dampak ini pada rekan dan mitra Rusia kami, itulah sebabnya kami siap untuk mendukung ketiga kaki bangku di Ukraina dan Rusia. Ini termasuk kelanjutan gaji untuk semua karyawan McDonald’s di Rusia,” sambungnya.

Kepala dana pensiun Negara Bagian New York sebelumnya mengatakan bahwa McDonald’s, PepsiCo, dan lainnya dengan jejak besar di Rusia perlu mempertimbangkan apakah berbisnis di Rusia sepadan dengan risikonya selama waktu yang sangat bergejolak ini.

Tagar #BoycottMcDonalds juga menjadi trending di media sosial Twitter.

Penutupan lebih dari 800 gerai McDonald’s di Rusia juga akan membawa kepentingan di negeri Eropa timur tersebut. Lokasi pertama yang dibuka, yakni di Kota Moskow tahun 1990, menjadi simbol kapitalisme AS yang berkembang ketika Uni Soviet terjatuh.

Sebelumnya, raksasa mode Spanyol, Inditex, memutuskan untuk menutup lebih dari 500 gerainya di Rusia. Inditex merupakan salah satu brand populer dan banyak digandrungi warga Rusia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Waspada Ancaman Radikalisme Jelang Pilkada Papua 2024

Jayapura – Masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap potensi munculnya ancaman radikalisme, terorisme serta tindakan intoleransi jelang Pilkada Serentak 2024. Menjelang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini