Dispatch Bantu Usut Kasus, Pengadilan: Han So Hee Tak Wajib Bantu Ibundanya

Baca Juga

MATA INDONESIA, SEOUL – Kasus yang ibunda Han So Hee masih belum terselesaikan. Bahkan media Dispatch sampai turun tangan untuk bantu usut kasus penipuan yang dilakukan oleh ibunda dari Han So Hee.

Mengutip dari Dispatch, pihak Pengadilan Ulsan mengatakan bahwa kasus ini dilakukan tanpa sepengetahuan Han So Hee.

Ibunda Han So Hee yang bermarga Shin diketahui telah melakukan penipuan dengan meminjam uang dari korban yang berinisial A dan B. Nyonya Shin juga menggunakan rekening bank atas nama atas nama Han So Hee.

Namun nyonya Shin tak membayar kembali utang-utangnya. Han So Hee juga menyatakan bahwa dirinya tak ada kewajiban untuk bertanggung jawab.

Akan tetapi, Si korban A menyatakan bahwa Han So Hee harus bertanggung jawab atas utang tersebut. Namun pihak pengadilan menolak klaim dari Si korban A dan memenangkan Han So Hee.

“Meskipun korban telah meminta tanggung jawab keuangan dari aktris. Aktris itu tidak dapat dimintai pertanggungjawaban karena fakta bahwa (penipuan) itu dilakukan tanpa keterlibatan sang bintang,” kata Pengadilan.

Walaupun sang ibunda menunjukkan pesan dari Han So Hee yang menyebutkan bahwa putrinya itu mengatakan akan bekerja keras agar putrinya bisa membantunya. Tapi pihak pengadilan tetap tegas.

Menurut dokumen yang diperoleh Dispatch juga menunjukkan bahwa sang bintang tak terlibat dalam penipuan tersebut. Lagi pula, pesan teks tersebut tak cukup untuk menunjukkan bukti keterlibatan aktris.

Sedangkan korban lainnya, Si B, telah meminta ganti rugi sebesar 270 juta won.

Kasusnya masih berlangsung dan Han So Hee malah mendapat kritikan dari netizen Korea. Namun sang aktris sudah meminta maaf ke para korban atas tindakan ibunya dan ingin kasus ini segera berakhir.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Percepat Digitalisasi Sekolah Rakyat, Pemerintah Jalin Kolaborasi Lintas Sektor

Oleh: Laras Indah Sari Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto terus mengakselerasi upayadigitalisasi pendidikan nasional melalui program Sekolah Rakyat. Skema kolaborasi lintassektoral pun digencarkan untuk mewujudkan transformasi digital yang menyeluruh dalampelaksanaan program pendidikan bagi masyarakat miskin dan miskin ekstrem tersebut. Kementerian Sosial bekerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI untuk mempercepat digitalisasi tata kelola Sekolah Rakyat. Dukungan BNI akan mencakupsistem administrasi digital bagi siswa dan guru mulai dari proses penerimaan peserta didikbaru, kartu pintar siswa, absensi elektronik, hingga Learning Management System (LMS) yang terintegrasi.  Selain itu, BNI juga menyiapkan sistem pengelolaan penyaluran dana dari Kemensos kesekolah, payroll guru, transaksi mitra seperti catering dan laundry, serta dashboard monitoring keuangan sekolah yang seluruhnya menggunakan sistem cashless melalui QRIS dan BNIdirect. Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menilai digitalisasi menjadi kunci penting untukmodernisasi tata kelola Sekolah Rakyat. Menurutnya, digitalisasi administrasi akan membuatpengelolaan sekolah menjadi lebih efisien, transparan, dan minim kebocoran anggaran.  Melalui dashboard, pemerintah dapat memantau langsung data absensi, konsumsi gizi siswa, hingga kondisi keuangan sekolah secara real-time. Sistem digital BNI diharapkan dapatsegera direalisasikan dan diuji coba agar bisa langsung digunakan pada masa orientasi siswayang dimulai pada 14 Juli mendatang. Saat ini, proses renovasi gedung telah rampung, guru telah disiapkan, dan langkah berikutnya ialah pemasangan alat, kartu siswa, sistem absensi, serta dashboard laporan yang terintegrasi. Program Sekolah Rakyat hadir sebagai bentuk intervensi pemerintah untuk memutus matarantai kemiskinan struktural melalui jalur pendidikan. Sekolah Rakyat dirancang khususmenjangkau anak-anak dari keluarga desil 1 dan 2 dalam Data...
- Advertisement -

Baca berita yang ini