Targetkan Arteri Utama, AS Hentikan Impor Minyak dan Gas dari Rusia

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden menegaskan bahwa pihaknya menargetkan arteri utama Rusia, yakni dengan melarang impor produk energi dari negara tersebut.

“Kami melarang semua impor minyak dan gas serta energi Rusia,” kata Biden dalam sambutannya dari Gedung Putih.

“Itu berarti minyak Rusia tidak akan lagi diterima di pelabuhan AS dan rakyat Amerika akan memberikan pukulan kuat lainnya ke mesin perang Putin,” sambungnya, melansir NBC News, Rabu, 9 Maret 2022.

Presiden Biden juga memperingatkan bahwa langkah itu mungkin akan meningkatkan harga gas di negaranya. Namun, langkah ini diperlukan untuk meningkatkan tekanan sanksi pada ekonomi Rusia yang menyerang Ukraina pada Kamis (24/2).

“Perang Putin sudah merugikan keluarga Amerika di pompa bensin. Saya akan melakukan semua yang saya bisa untuk meminimalkan kenaikan harga Putin di sini, di dalam negeri,” katanya.

Akan tetapi, mantan Senator Delaware itu menyadari bahwa keputusan AS melarang impor produk energ Rusia akan sulit diikuti oleh sekutunya di seluruh dunia, khususnya di Eropa.

“Amerika Serikat memproduksi jauh lebih banyak minyak di dalam negeri daripada seluruh Eropa,” kata Biden, yang mengatakan AS adalah pengekspor energi bersih.

“Kami dapat mengambil langkah ini ketika yang lain tidak bisa, tetapi kami bekerja sama dengan Eropa dan mitra kami untuk mengembangkan strategi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan mereka pada energi Rusia juga,” tuntasnya.

Setelah itu, Biden menandatangani perintah eksekutif untuk melarang impor minyak Rusia, gas alam cair, dan batu bara ke AS, kata seorang pejabat senior pemerintah.

Perintah tersebut memblokir setiap pembelian baru dari produk energi tersebut dan menghentikan pengiriman pembelian yang sudah ada yang telah dikontrakkan.

Gedung Putih mengatakan tindakan itu juga melarang investasi baru AS di sektor energi Rusia dan melarang warga AS berpartisipasi dalam investasi asing yang mengalir ke sektor itu di Rusia.

“Larangan kontrak baru segera dimulai, dan pemerintah mengizinkan periode penghentian selama 45 hari untuk kontrak yang ada,” kata pejabat itu.

Gedung Putih menambahkan AS dapat mengambil langkah ini karena produksi dan infrastruktur energi domestik yang kuat. Minyak Rusia menyumbang hanya di bawah 10 persen dari keseluruhan impor minyak di AS, sedangkan itu menyumbang sepertiga dari impor di Eropa.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

BIN Dorong Peningkatan Kualitas SDM Muda Daerah dengan Peresmian AMANAH

Oleh: Rahmat Fadillah )* Badan Intelijen Negara (BIN) menginisiasi program pengembangan sumber daya manusia (SDM) muda daerah, khususnya Aceh yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini