MATA INDONESIA, JAKARTA – Bepergian jauh tidak berarti melalaikan tugasnya sebagai Wali Kota Surabaya. Tri Rismaharini bisa memantau keadaan kotanya setiap saat menggunakan aplikasi yang tersemat di gawainya seperti saat dia berada Rakernas I PDI Perjuangan di Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu 11 Januari 2020.
Saat acara sedang rehat dia mencari tempat duduk yang agak sepi di luar gedung acara, lalu membuat gawainya.
Dia kemudian memencet ikon yang menghubungkan gawai itu dengan sebuah aplikasi pemantau Kota Surabaya.
Aplikasi itu memanfaatkan kamera pemantau yang terpasang di se-antero Kota Pahlawan tersebut.
“Semua bisa dipantau dari sini. Jadi siapa yang bekerja dan tidak bekerja bisa ketahuan,” ujar Risma.
Hanya dengan menyentuhkan jarinya di layar gawai, Risma bisa mengetahui seketika itu juga kondisi rumah pompa, jalan-jalan di Surabaya, masjid, gereja, sekolah dan lain sebagainya.
Jadi dia bisa tahu apakah air di sungai-sungai yang melintasi kota tersebut sudah mengancam dengan banjir atau belum.
Risma mengatakan aplikasi yang menghubungkan dengan kamera pengintai merupakan karya anak bangsa bukan buatan orang asing.
Canggihnya lagi sistem itu bahkan memiliki teknologi pengenalan wajah (face recognition) dan gestur. Sehingga pelaku pelanggaran hukum bisa langsung dikenal karena database kependudukan yang dikelolanya bersifat aktual.
Dampak positif lainnya, birokrasi Pemerintah Kota Surabaya bisa bekerja maksimal sesuai dengan tugas, pokok, dan fungsi (Tupoksi).