Keren! Baru 3 Hari Magang Bareng NASA, Remaja Ini Temukan Planet Baru

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW YORK – Namanya Wolf Cukier. Ia baru berumur 17 tahun. Namun, siapa yang mengira, anak muda asal Scarsdale, New York, AS ini berhasil menemukan planet baru. Padahal baru menjalani masa magang hari ketiga di NASA.

Cukier sendiri merupakan siswa SMA ini bergabung dengan NASA sebagai pekerja magang musim panas tahun 2019.
Tugas pertamanya adalah untuk menguji variasi dalam kecerahan bintang yang ditangkap Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) sebagai bagian dari proyek ilmu pengetahuan warga Planet Hunters.

Proyek tersebut memungkinkan orang yang tidak bekerja untuk NASA membantu dalam menemukan planet baru.
Tak butuh waktu lama, Cukier menemukan sebuah planet baru yang disebut TOI 1338 b. Planet biner tersebut mengorbit dua bintang sekaligus.

“Saya sedang mencari di dalam data yang telah ditandai oleh sukarelawan sebagai biner gerhana, sebuah sistem di mana dua bintang mengelilingi satu sama lain. Sekitar tiga hari dalam masa magang, saya melihat sinyal dari sistem yang disebut TOI 1338. Awalnya saya pikir itu adalah gerhana bintang, tetapi waktunya berbeda. Ternyata itu sebuah planet,” ujar Cukier.

Penemuannya ini ditampilkan dalam diskusi pada pertemuan American Astronomical Society ke-235 di Honolulu, Hawaii, yang berlangsung pada 4 hingga 8 Januari 2020.

Menurut laman resmi NASA, sistem TOI 1338 terletak 1.300 tahun cahaya di konstelasi Pictor. Terdapat dua bintang yang saling mengorbit setiap 15 hari.

Salah satunya sekitar 10 persen lebih masif dari Matahari, sementara lainnya lebih dingin, redup, dan hanya sepertiga massa Matahari.

Planet TOI 1338 b yang ditemukan oleh Wolf Cukier (istimewa)

Planet TOI 1338 b adalah satu-satunya planet yang dikenal dalam sistem tersebut. Planet itu sekitar 6,9 kali lebih besar dari Bumi dan mengorbit di bidang yang hampir persis sama dengan bintang-bintang. Bersamaan dengan dua bintangnya, TOI 1338 b membentuk biner gerhana.

“Saya kemudian melihat penurunan atau transit dari sistem TOI 1338 dan itu adalah sinyal pertama sebuah planet,” kata Cukier, seperti dikutip dari CNBC.

NASA menyatakan bahwa planet-planet luar angkasa seperti TOI 1338 b sulit dideteksi karena perangkat lunak tipikal dapat membingungkan perangkat tersebut karena terjadinya gerhana. Itulah sebabnya bantuan dari pekerja magang seperti Cukier sangat berharga.

“Ini adalah jenis sinyal yang benar-benar sulit dideteksi oleh algoritma. Mata manusia sangat pandai menemukan pola dalam data, terutama pola non-periodik seperti yang kita lihat dalam transit dari sistem ini,” jelas Veselin Kostiv, seorang ilmuwan penelitian di SETI Institute dan Goddard.

Setelah mencetak sejarah, Cukier kini sedang memikirkan masa depannya di perguruan tinggi. Ia mengatakan memiliki tiga pilihan utama universitas, Princeton, MIT dan Stanford.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini