MATA INDONESIA, JAKARTA – Sanitasi ternyata masih menjadi masalah dunia, bahkan kita sedang hidup di tengah krisis sanitasi saat ini.
Setidaknya, menurut catatan PBB 2019, 4,2 miliar penduduk dunia saat ini hidup dengan sanitasi yang aman. Bahkan, 673 juta orang di dunia masih buang air besar sembarangan di tempat terbuka.
Itulah yang membuat 53 negara membentuk Organisasi Toilet Dunia sejak 19 November 2001. Organisasi itu adalah lembaga nirlaba untuk menyediakan toilet dan sanitasi yang baik di seluruh dunia.
Tanggal terbentuknya organisasi itu kemudian diperingati sebagai Hari Toilet se-Dunia. Tujuannya untuk menyadarkan umat manusia bahwa kita sedang krisis sanitasi.
Mereka bahkan menyelenggarakan KTT Toilet Dunia dan Urgent Run agar masyarakat sadar akan persoalan dunia itu.
Pada tahun 2001, masalah sanitasi tidak disorot media dan diabaikan secara global. Kemudian, sanitasi menjadi prioritas dalam 14 tahun sejak dibentuk. Namun, sampai saat ini masih saja prioritas tersebut jauh dari yang dibutuhkan.
Pada setiap tahun peringatannya, PBB menyampaikan kepada komunitas global untuk berbuat sesuatu mengatasi krisis sanitasi tersebut, termasuk tindakan dalam meningkatkan kesadaran semua orang tentang akses ke toilet yang terbatas.
Tahukah kamu, kurangnya akses sanitasi akan memengaruhi kesehatan, pendidikan, kesetaraan gender, nutrisi, lingkungan dan ekonomi.
Akibatnya, menimbulkan penyakit pada anak-anak seperti diare, schistosomiasis dan malagizi. Sebanyak 58 persen kasus diare disebabkan air yang kurang sehat dan sanitasi yang buruk.
Manusia tidak bisa hidup tanpa toilet, sebab hidup tanpa toilet akan berbahaya dan kotor. Dilansir dari worldtoiletday, lebih dari 700 anak dengan usia di bawah lima tahun meninggal dunia di setiap harinya karena diare dan kebersihan yang buruk.
Menyediakan toilet yang aman sangatlah penting, karena toilet yang tidak terjaga bisa membawa penyakit pada manusia.
Tahun ini, Hari Toilet se-Dunia membawa tema tentang “menghargai toilet.” Hal itu untuk mengatasi krisis sanitasi global dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan agar air dan sanitasi tersedia untuk semua pada tahun 2030. (Annisaa Rahmah)