Bongkar Praktik Pencucian Uang, KPK Telusuri 30 Rekening Mantan Dirut dan Maskapai Garuda Indonesia

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan menelusuri 30 rekening baik atas nama mantan Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar (ESA) maupun rekening maskapai penerbangan BUMN itu. Langkah tersebut untuk menyelidiki tindak pidana pencucian uang (TPPU) hasil korupsi mantan Dirut itu.

Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan aset-aset yang diduga sebagai hasil TPPU banyak yang berada di negara lain sehingga komisi antirasuah tersebut harus melakukan perjanjian saling menguntungkan dengan negara-negara dituju.

“Sebagian besar informasi rekening tersebut didapatkan melalui perjanjian mutual legal assistance (MLA) dengan negara lain. Analisa terhadap sekitar sekitar 30 rekening ini dilakukan dalam rangka menegakkan prinsip follow the money dalam penyidikan kasus korupsi,” ujar Febri di Jakarta, Senin 19 Agusutus 2019.

Selain itu, dalam penyidikan TPPU dengan tersangka Emirsyah, KPK juga memeriksa tiga saksi, yaitu Corporate Expert PT Garuda Indonesia Friatma Mahmud, advokat pada Hanafiah Ponggawa and Partners (HPRP) Andre Rahadian, dan Sandrani Abubakar seorang ibu rumah tangga.

Pemeriksaan mereka untuk mendalami perputaran aliran dana yang diterima tersangka Emirsyah. Salah satu yang didalami adalah proses dan asal usul uang membeli sebuah rumah di Pondok Indah.

Kasus TPPU tersebut merupakan pengembangan dari kasus suap terkait pengadaan pesawat dan mesin pesawat dari Airbus S.A.S dan Rolls-Royce P.L.C pada PT Garuda Indonesia.

KPK sebelumnya telah terlebih dahulu menetapkan Emirsyah dan Soetikno sebagai tersangka kasus suap pengadaan pesawat pada 16 Januari 2017. Kemudian KPK kembali menetapkan keduanya sebagai tersangka TPPU pada 7 Agustus 2019.

KPK pada 7 Agustus 2019 juga menetapkan mantan Direktur Teknik dan Pengelolaan Armada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 2007-2012 Hadinoto Soedigno (HDS) sebagai tersangka baru kasus suap pengadaan pesawat tersebut.

Dalam konstruksi perkara disebutkan bahwa KPK menemukan fakta-fakta yang signifikan bahwa uang suap yang diberikan Soetikno kepada Emirsyah dan Hadinoto tidak hanya berasal dari perusahaan Rolls-Royce akan tetapi juga berasal dari pihak pabrikan lain yang mendapatkan proyek di PT Garuda Indonesia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini