MINEWS.ID, JAKARTA – Meskipun mengantungi seabrek penghargaan sebagai Wali Kota Surabaya, namun Tri Rismaharini tidak menjadikannya ukuran keberhasilan sebagai kepala daerah. Keberhasilan itu jika seluruh kebutuhan warga daerahnya tercukupi.
“Meski banyak penghargaan, ketika ada satu orang saja warga yang mengaku tidak merasakan sentuhan saat Risma memimpin, maka belum bisa dikatakan baik,” kata Risma dalam sebuah wawancara televisi Senin 19 Agustus 2019 malam hari.
Risma menegaskan warga yang dipimpinnya tidak akan memandang kepala daerahnya karena mendapat banyak penghargaan, tetapi apakah ada kebijakan yang menguntungkannya.
Maka Risma selalu mengungkapkan kepada ketua RT, ketua RW, lurah, camat hingga kepala dinas se-Surabaya untuk mencari orang-orang yang tidak tersentuh program pemerintah Kota Pahlawan itu.
Jadi mereka yang sakit tetapi tidak bisa berobat, orang terlantar harus dicari dan dirawat pemerintahannya.
Risma mengaku tidak ingin saat arwahnya di Padang Mahsyar nanti dituding tidak memperhatikan warga yang dipimpinnya, meski hanya satu orang. Sebab hal itu akan menghambatnya masuk surga.
Maka ketika ditanya pembawa acara soal dukungan menjadi Gubernur DKI Jakarta, Risma tidak berani menerimanya.
Risma merasakan menjadi Wali Kota Surabaya sudah begitu beratnya. Apalagi menjadi menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Sebab kepala daerah hanya satu di wilayah itu dan semua warganya sangat bergantung kepada satu sosok tersebut.
Risma mengaku menjadi Wali Kota Surabaya karena takdir, sebab dia sudah berusaha menghindarinya ternyata tetap ditunjuk.