Begini, Gibran Rakabuming Ekspresikan Rasa Kehilangan Sang Nenek

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Bukan hanya Presiden Jokowi, putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka juga sangat kehilangan dengan meninggalnya almarhumah Sudjiatmi Noto Mihardjo yang dipanggilnya Eyang Noto. Gibran merasa masih membutuhkan banyak nasihat sang Eyang.

Rasa kehilangan Gibran itu dituangkannya dalam komik yang diunggah di akun instagramnya, Kamis 26 Maret 2020.

Gibran membuat tiga kotak komik yang menggambarkan betapa dia sudah merasakan rindu yang sangat kepada neneknya.

Pebisnis kuliner tersebut sangat kagum dengan sifat neneknya yang mandiri bahkan selama empat tahun berjuang melawan penyakitnya, Eyang Noto menurut Gibran tak pernah menunjukkan rasa sakit kepada anak-cucunya.

Sang nenek juga digambarkan tidak pernah mau membebani anak-cucunya untuk menjalani aktivitas sehari-hari.

Puasa dan shalat tahajud tak pernah putus, untuk mendoakan anak dan cucu-cucunya agar menjadi orang yang berguna untuk orang banyak.

View this post on Instagram

Empat tahun Eyang Noto gerah, tapi tak pernah menunjukkan rasa sakitnya kepada anak-cucunya. Beliau masih berusaha mendatangi pengajian, dan kegiatan-kegiatan lain, bahkan kadang naik becak sendirian, atau meminta diantar sopir. . Eyang Noto tidak pernah mau membebani anak-cucunya untuk beragam aktifitas beliau. Puasa dan shalat tahajudnya tak pernah putus, untuk mendoakan kami semua anak-cucunya, agar menjadi orang yang berguna untuk orang banyak. . Kami sangat kehilangan atas kepergian beliau. Semoga Allah SWT mengampuni semua kesalahan semasa hidup, menerima semua amal baik dan dikaruniakan surga terbaik. . Kami memintakan maaf atas kekurangan dan kekhilafan almarhumah semasa hidup. . Bukan berarti keluarga melarang, tapi dengan tanpa mengurangi rasa hormat, dan mengikuti kebijakan pemerintah terhadap situasi tanah air, saya menyarankan untuk mendoakan dari rumah saja.

A post shared by Gibran Rakabuming (@gibran_rakabuming) on

View this post on Instagram

Empat tahun Eyang Noto gerah, tapi tak pernah menunjukkan rasa sakitnya kepada anak-cucunya. Beliau masih berusaha mendatangi pengajian, dan kegiatan-kegiatan lain, bahkan kadang naik becak sendirian, atau meminta diantar sopir. . Eyang Noto tidak pernah mau membebani anak-cucunya untuk beragam aktifitas beliau. Puasa dan shalat tahajudnya tak pernah putus, untuk mendoakan kami semua anak-cucunya, agar menjadi orang yang berguna untuk orang banyak. . Kami sangat kehilangan atas kepergian beliau. Semoga Allah SWT mengampuni semua kesalahan semasa hidup, menerima semua amal baik dan dikaruniakan surga terbaik. . Kami memintakan maaf atas kekurangan dan kekhilafan almarhumah semasa hidup. . Bukan berarti keluarga melarang, tapi dengan tanpa mengurangi rasa hormat, dan mengikuti kebijakan pemerintah terhadap situasi tanah air, saya menyarankan untuk mendoakan dari rumah saja.

A post shared by Gibran Rakabuming (@gibran_rakabuming) on

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini