Waspada, Hoaks Bisa Mengganggu Stabilitas Keamanan Nasional

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Peredaran informasi palsu yaitu hoaks dan fake news menjadi salah satu fokus dari pemerintah. Motif penyebarannya bermacam-macam, ada yang menyebarkannya atas dasar ketidaktahuan hingga adanya motif politik. Indonesia Professional Speakers Association (IPSA) Emrus Sihombing menilai bahwa pelaku yang menyebarkan dengan sengaja, mereka tidak segan untuk melakukan propaganda hitam. Tujuannya untuk menggiring dan menyesatkan publik.

“Kalau tujuannya adalah untuk menggiring publik untuk membeli produk tertentu untuk menyenangi suatu gagasan tertentu makanya media sudah memainkan perannya yaitu yang dikenal dengan framing,” kata Emrus kepada Mata Milenial Indonesia TV.

Emrus juga menilai bahwa upaya penggiringan yang dilakukan oleh pelaku penyebar hoaks sudah sepatutnya dicegah dan diantisipasi. Hal ini bisa memanipulasi persepsi publik sehingga masyarakat bisa terdampak.

“Masyarakat bisa menjadi objek dari pada tulisan semacam ini padahal pembaca itu adalah subjek sehingga mereka memiliki ruang untuk memahami isu berita secara holistik,” kata Emrus.

Emrus juga menegaskan bahwa penyebaran hoaks dan fake news atau berita palsu berpotensi menjadi ancaman terhadap stabilitas keamanan nasional. Maka, ia menyarankan kepada para stakeholder di berbagai instansi pemerintah untuk aktif mencegah aliran informasi hoaks.

Ruang publik harus dikendalikan dengan diisi dengan narasi-narasi yang valid atau sesuai dengan fakta. Selain itu, wacana tentang kebhinekaan dan pancasila juga harus terus dikumandangkan agar informasi hoaks di ruang publik bisa dibendung.

Saksikan tayangan selengkapnya acara Cyber World di Mata Milenial Indoensia TV, Matanya Indonesia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Tingkatkan Upaya Penutupan Situs Judi Online

Jakarta - Pemerintah terus meningkatkan upaya untuk memberantas konten judi online yang marak di berbagai platform digital. Berdasarkan data yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini