Tak Ingin Anak-Anaknya Punya Sifat Diskriminatif, Pahlawan Agus Salim Terapkan Homeschooling

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Homeschooling (sekolah di rumah) mungkin dianggap sebagai pola pembelajaran modern. Padahal, pahlawan nasional, H. Agus Salim, sudah melakukannya puluhan tahun lalu.

Pemilik nama asli Masyhudul Haq itu lahir pada 8 Oktober 1884. Pasangannya ialah Zainatun Nahar.

Mereka dikaruniai delapan anak. Jika di masa itu setiap orang tua lebih suka mempercayakan pendidikan anak-anaknya ke sekolah, Agus Salim tidak.

Dia lebih senang mengajarkan sendiri ilmu pengetahuan kepada anak-anaknya tersebut yang ditentukan kemampuan anaknya. Padahal Agus Salim bersekolah di Hogere Burgerschool (HBS) bahkan menjadi lulusan terbaik pada 1903.

Mengapa homeschooling menjadi pilihan Agus Salim? Dia berpendapat sekolah formal saat itu diskriminatif sehingga tidak bisa mendapat beasiswa untuk sekolah kedokteran hanya karena dinilai seorang pribumi.

Institusi sekolah formal saat itu lebih memrioritaskan bangsa Belanda untuk melanjutkan pendidikannya.

Agus Salim menilai sekolah formal pada zaman itu hanya menjadi cara Belanda untuk kepentingan penjajahan. Itulah yang membuat dia tidak menyekolahkan anak-anaknya di sekolah formal.

Dia tidak ingin anak-anaknya mendapat perlakukan tersebut dan membuat mereka menjadi mandiri dari sifat kolonial sehingga menerapkan homeschooling kepada anak-anaknya.

Bergantian dengan istrinya, Agus Salim pun bergantian mengajari anak-anaknya itu. Sikap tersebut dinilai aneh oleh tetangga maupun kerabatnya.

Menurut buku “Menyingkap Tirai Sejarah” karya sejarawan Asvi Marwan Adam, pola homeschooling yang diterapkan Agus Salim sebagai berikut:

  1. Tidak Menentukan Waktu
    Setiap ada kesempatan, Agus Salim akan gunakan untuk mendidik anak-anaknya. Karena ia tahu betul bagaimana cara membuat anaknya selalu ingin tahu dan mengajarkan mereka bisa memuaskan keingintahuan itu, yaitu membaca buku.
  2. Demokratis dan Kritis
    Agus Salim memberi ruang kepada anak-anaknya untuk bertanya, mengkritik, bahkan membantah jika tak sependapat asal dengan alasan yang tepat. Karenanya, ia selalu merangsang anak-anaknya untuk tidak hanya menerima pelajaran begitu saja, tetapi juga daya nalar yang kritis.
  3. Menyenangkan Tapi Mendidik
    Agus Salim mewajibkan seluruh anaknya mengikuti pelajaran yang dia berikan setiap hari. Misalnya, pelajaran baca-tulis, bahasa, budi pekerti, dan agama. Pelajaran membaca, menulis, dan berhitung diajarkan secara santai seperti sedang bermain.
  4. Pendidikan Karakter
    Tak hanya itu, dia juga memerhatikan pertumbuhan jiwa mereka. Ia bersama istrinya tidak ingin anak-anak terkekang oleh kehendak orang tua. Siti Asiah, salah satu putri Agus Salim mengatakan, ayah dan ibunya mengajarkan anak-anaknya secara bergantian dan berlangsung sambil bermain atau sedang makan. Salah satu model pembelajarannya, ayah dan ibunya sering menyanyikan lagu-lagu yang liriknya diambil dari karya sastrawan dunia. Selain itu, ayahnya juga pandai bercanda, sehingga tidak membosankan.
  5. Baca, Baca, dan Baca
    Dalam buku Bunga Rampai dari Sejarah, Bulan Bintang, 1972 yang ditulis Mohammad Roem, disebutkan salah satu kebiasaan menyenangkan sekaligus mencerdaskan yang diterapkan Agus Salim di keluarga adalah membaca. Ia menyediakan banyak buku berbahasa asing. Hasilnya, kecerdasan anak-anak Agus Salim berkembang pesat. Di usia balita mereka sudah lancar baca-tulis banyak bahasa. (Annisaa Rahmah)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini